"Saya salut kepada Bapak."
"Bapak sudah lama dan banyak menulis, di berbagi media pula. Nulis buku juga."
"Sedangkan saya sendiri masih saja belum berani menulis satu artikel pun karena takut."
"Hingga sekarang saya masih takut kalau artikel saya nanti dinilai jelek, khawatir tulisan saya dikritik orang."
"Saya juga takut nanti tak ada yang membaca. Padahal, sejak dulu saya ingin sekali menjadi penulis seperti Bapak."
"Bagaimana ya Pak?"
Itulah "pengaduan" seorang calon penulis muda potensial kepada saya yang ingin sekali mengunggah tulisannya tapi masih saja belum berani. Pengaduan itulah yang menginspirasi saya untuk menulis artikel ini.
Demikianlah yang dirasakan oleh sebagian para calon penulis pada umumnya, yaitu ketakutan mengirim atau mengunggah naskah yang sudah dibuat. Mereka paham, kalau cuma disimpan, artikel tersebut tidak akan bermanfaat, kecuali hanya untuk diri sendiri. Ingin mengirim ke media atau meng-upload ke media online, tetapi belum memiliki cukup keberanian.
Mengatasi Rasa Takut
Bagaimana mengatasi ketakutan dimaksud? Bagaimana caranya agar orang bisa berkarya dan mengunggah tulisannya dengan berani tanpa harus selalu dicekoki oleh kekhawatiran berlebih? Beberapa hal berikut ini kiranya layak dipertimbangkan.