Sumber gambar: https://www.pinterest.com/pin/638807528378067779/
Sahabat kompasiana yang baik hati. Kita sungguh bersyukur ada di sini, menjadi bagian dari kompasiana. Di platform ini kita bisa menjalin persahabatan dan saling berbagi informasi dan pengetahuan tentang berbagai hal. Dengan melakukan itu, semua dari kita, akan mendapatkan kebermanfaatannya.
Pada kesempatan ini, ijinkan saya membahas sedikit tentang dunia tulis-menulis, sekaligus untuk jeda beberapa menit dari riuh berita seputar virus corona. Semoga hal ini bisa membuat kita sedikit lebih santai.
Proses Pengayaan Diri
Pertanyaan dasarnya adalah, untuk apa atau untuk siapa kita menulis di platform ini? Jawabannya, mungkin untuk pembaca media bersama ini. Di kompasiana kita berbagi gagasan kepada para pembaca. Benar sekali!
Akan tetapi, mungkin juga bagi kita menulis di kompasiana dan media lainnya bertujuan untuk pengayaan pengetahuan. Artinya, dengan kontinuitas menulis, kita harus berusaha untuk senantiasa mendapatkan inspirasi yang berasal dari berbagai sumber. Entah dari tulisan para sahabat di sini, koran, majalah, buku, dan sumber internet, atau lainnya.
Dengan kata lain, untuk bisa menulis, kita harus banyak membaca, banyak mendengar, banyak memperhatikan dan mengamati lingkungan dan sebagainya. Hanya dengan begitu, kita akan mendapatkan inspirasi penulisan. Intinya, untuk bisa menulis, kita harus rajin menyerap berbagai informasi dari berbagai sumber.
Hal ini berarti bahwa untuk bergiat di bidang tulis-menulis, mau tak mau, kita mesti melakukan upaya pengayaan diri dengan berbagai pengetahuan. Kita tidak akan bisa menulis secara bernas (berbobot) apabila tidak ada konten berkualitas yang kita serap dan miliki. Untuk memberi, kita harus mempunyai, bukan? Dengan demikian, kita menulis adalah untuk diri sendiri: melakukan proses pengayaan diri.
Proses Internalisasi Nilai
Seperti disampaikan di atas, kegiatan menulis mengharuskan kita menggali bahan dari banyak sumber, tak melulu dari akal sehat atau dari pengetahuan yang telah kita punyai. Informasi yang kita peroleh dari berbagai sumber kita padukan dengan apik dengan pengetahuan kita. Proses mixing ini diharapkan akan membuat konten tulisan kita lebih berkualitas sehingga diharapkan lebih bermanfaat bagi pembaca.
Apa yang kita tulis itu belum tentu sudah menjadi bagian dari perilaku kita yang sesungguhnya. Dia mungkin baru sebatas pengetahuan dan wawasan pada level kognitif, belum ke level sikap, apalagi ke level perilaku dan kebiasaan hidup.