Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Permainan Tradisional Warisan Leluhur, Akankah Dilupakan?

Diperbarui: 30 Maret 2020   18:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/367113807126281676/

Banyak keindahan yang masih terkenang dari masa silam. Ada dongeng dari kakek, ada pula permainan tradisional. Semasih anak-anak dulu, ada banyak sekali ragam permainan tradisional.

Di lingkungan saya saja dikenal permainan mecingklak, main guli (kelereng), meong-meongan, megala-galaan, tajog, gangsing (gasing), meengkeb-engkeban, dan masih banyak lagi.

Berbagai Jenis Permainan

Sepintas mengingat, permainan mecingklak menggunakan bola bekel dan batu kecil atau kerang laut. Biasanya dimainkan oleh anak-anak gadis, biasanya berdua sambil duduk di lantai. Berikutnya, permainan  kelereng dilakukan oleh anak laki-laki dengan cara 'menembak' kelereng lawan dengan kelereng sendiri dan berusaha memasukkan kelereng sendiri ke dalam lubang.

Sedangkan, permainan meong-meongan (kucing-kucingan) adalah permainan yang membutuhkan banyak anak dan dua diantara mereka bertindak sebagai tikus dan kucing.

Si kucing di luar lingkaran bertugas menangkap tikus yang ada dalam lingkaran yang dibuat anak-anak.  Si kucing berusaha menerobos masuk ke dalam lingkaran untuk menangkap si tikus, sedangkan si tikus akan berusaha menghindari sergapan sang kucing.

Selanjutnya, permainan megala-galaan merupakan permainan dua grup, satu grup bertugas menjaga satu atau lebih  'gawang', sedangkan grup lainnya berusaha melewati gawang tanpa tersentuh oleh si penjaga gawang.

Berikutnya, permainan tajog.  Permainan yang menggunakan sepasang bambu atau kayu sebagai kaki tambahan dan melangkah cepat dalam perlombaan. Saya yakin banyak diantara kita sudah mengenal permainan tajog ini.

Selanjutnya, permainan gasing atau di Bali dikenal dengan nama gangsing menggunakan benda seperti piringan berbahan kayu yang dilempar sedemikian rupa sehingga berpusing (berputar) pada kedudukannya. Mana yang paling lama berputar, itulah gangsing yang menang. Lalu, meengkeb-engkeban atau sembunyi-sembunyian dilakukan dengan satu anak diam di satu titik dan menutup matanya sendiri dan anak-anak lainnya bersembunyi sehingga sulit ditemukan.

Menelisik Manfaat
Permainan tradisional yang pernah penulis nikmati di masa anak-anak hingga kini masih tersimpan dalam ingatan. Bahkan, suasana, tempat,  dan teman-teman yang sering diajak bermain pun sebagian masih penulis ingat. Biasanya kami melakukannya di kebun belakang rumah jika tidak di halaman rumah yang lumayan luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline