Selalu menarik berbincang-bincang tentang dunia tulis-menulis. Banyak sahabat kompasianer membahas topik yang satu ini dengan berbagai aspek dan sudut pandang. Karena di sini, di kompasiana, terdiri dari para penulis, maka hampir semua doyan membaca tentang dunia kepenulisan, di samping banyak diantaranya bersedia berbagi tentang tips menulis yang efektif.
Ijinkan saya kali ini memaparkan tentang konsep dasar kerja kepenulisan yang ideal, yang bisa menjaga performa kita dari waktu ke waktu. Ada 4 (empat) konsep dasar kerja yang bisa dijadikan landasan dalam dunia tulis-menulis, yakni kerja keras, kerja cerdas , kerja tuntas , dan kerja ikhlas.
Kerja Keras dan Cerdas
Pertama, kerja keras. Produktivitas yang maksimal tak bisa dicapai dengan sesekali saja menulis, apalagi semata-mata mengandalkan mood (suasana hati). Penulis yang baik yang bergerak ke arah profesional tentu akan menetapkan waktu untuk menulis secara berkesinambungan. Ia akan berusaha mengalokasikan waktu untuk menuangkan ide, entah ia memilih pagi, siang, atau pada malam hari sesuai dengan keinginan dan waktu yang dimiliki. Dan, ia selalu berusaha tetap konsisten dengan kerja keras yang berkesinambungan.
Kedua, bekerja cerdas. Kalau orang ingin tetap memperoleh inspirasi menulis, maka dia tak boleh menunggu ide datang begitu saja. Ia harus cerdas mengetahui cara menarik gagasan-gagasan itu. Misalnya, dengan banyak membaca buku, majalah, koran, dan bacaan lainnya.
Di samping itu, berselancar di portal/blog yang banyak memberikan wawasan dan pengetahuan. Berdiskusi dengan para sahabat tentang berbagai tema yang menarik.
Semua cara itu adalah jalan untuk mengundang inspirasi menulis hadir dan mendekati sang penulis. Bobot tulisan kita mencerminkan keluasan dan kedalaman pengetahuan yang kita miliki.
Demikian pula ketika sudah waktunya menuliskan gagasan. Cara cerdasnya adalah tulislah dulu sampai rampung seluruhnya. Setelah semua ide-ide tertuang, baru kemudian tulisan itu diedit. Hindari mengedit bersamaan dengan proses menulis karena bisa jadi tulisan kita tak kunjung selesai, bahkan urung menulis. Tulis dulu, edit kemudian.
Kerja tuntas dan ikhlas
Ketiga, kerja tuntas. Apapun yang kita kerjakan, kita kerjakan sampai selesai. Kalau bicara tentang editing, misalnya, lakukakan pengeditan sampai tuntas, dari paragraf pertama hingga paragraf terakhir.
Pengeditan naskah/artikel sebaiknya dilakukan minimal tiga kali. Kalau saya sendiri biasanya mengedit naskah empat sampai lima kali. Bila perlu diamkan naskah itu semalam, besok pagi-pagi periksa lagi, lalu edit lagi, baru diunggah atau dikirim ke media yang dikehendaki. Hindari kebiasaan buru-buru atau sekadar selesai. Tangani pekerjaan menulis sampai betul-betul tuntas, sehingga yang dihasilkan adalah karya terbaik yang kita mampu.