Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Merawat Sikap Toleran di Negeri Pluralis

Diperbarui: 6 Maret 2019   05:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia adalah sebuah negeri yang pluralis. Berbagai perbedaan ada di sini, mulai dari agama, adat-istiadat, suku, ras, dan banyak lagi yang lainnya. Artinya, negeri yang luas ini dihuni oleh pelbagai keragaman. Adalah puja dan puji syukur kepada Tuhan atas rakhmat-Nya, dan terima kasih kepada para pahlawan dan pendahulu, yang sudah mewariskan Indonesia seperti yang kita terima saat ini.

Membawa Indonesia Semakin Maju
Tentu tidak mudah untuk mempersatukan perbedaan itu di awal terbentuknya negeri ini. Karena kesadaran akan hidup sependeritaan dan sepenanggungan di bawah kaki penjajah-lah  yang kemudian membangkitkan semangat kebersamaan untuk berjuang merbut kemerdekaan.

Dan, Indonesia sudah lama merdeka dan kini sedang membangun, bahu-membahu. Seluruh anak negeri terlibat sesuai profesi dan kemampuannya. Semuanya serentak menjaga, merawat, dan memajukan Indonesia. Kesejahteraan dan kecerdasan bangsa adalah cita-cita bersama. Semua ingain membawa Indonesia semakin maju.

Di dalam gegap-gempita derap pembangunan itu, toleransi yang menyadari perbedaan itu haruslah terus dirawat. Perbedaan apapun itu, termasuk perbedaan agama dan suku. Semua anak negeri hendaklah melakukan itu, tak hanya yang komunitas kecil, juga komunitas besar. 

Tak hanya kelompok besar, juga kelompok kecil. Mulai dari perorangan hingga seluruh kelompok/golongan/komunitas yang ada. Saling menghargai dan saling menolong demi kemajuan bersama harus terus didengungkan dan diwujudnyatakan dalam kehidupan sehar-hari.

Warna-warni di Taman Indonesia
Jangan sampai secara fisik kita saling berdampingan, tapi secara nurani kita saling membenci, saling memusuhi, menganggap remeh orang lain, menganggap diri paling hebat, paling baik, dan semacamnya. Lalu, mengukur atau menilai orang lain dengan sangat subjektif dengan menggunakan standar sendiri.

Indonesia adalah sebuah negeri pluralis. Bagai iklan simbolis di radio:  berbagai warna tumbuh di Taman Indonesia. Jangan pernah mengatakan bunga putih jelek, bunga warna biru paling bagus. Bunga merah bagus, bunga ungu jelek, misalnya. Yang dianggap jelek lalu disudutkan, dihinakan, bahkan hendak dienyahkan. Padahal, keindahan itu tercipta dari warna-warna yang berbeda.

Tugas kita bersama sebagai sebuah bangsa  adalah menjaga agar semua bunga bisa tumbuh subur dan terawat dengan baik. Mari bersama rawat negeri tercinta kita untuk menjadi Indonesia yang lebih indah lagi dengan warna-warni bunganya. Salam Indonesia.

( I Ketut Suweca, 6 Maret 2019)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline