Kalau dalam urusan kampus, seperti membuat proposal, makalah, review, atau apapun namanya yang jumlahnya seabreg, kadang membuat bosan. Ada beban psikologis di situ. Menulis seakan tanpa kebebasan, banyak sekali rambu-rambunya, tak terkecuali referensi puluhan buku dan ratusan jurnal ilmiah serius yang harus dibaca, berbahasa asing pula. Tapi, semua itu mesti saya lakoni, berusaha dengan cinta.
Sejak mengenal dan mulai menulis di kompasiana.com pada Desember 2010, saya merasa mendapat wahana untuk mengemukakan pikiran, tanpa beban. Di sini kita bebas berekspresi, menyalurkan segala aspirasi, inspirasi, dan unek-unek yang tersimpan. Tidak perlu bahasa ilmiah, tak perlu referensi jurnal dari dalam dan luar negeri. Di kompasiana kita bebas berekspresi, sebebas burung terbang melayang tinggi di angkasa luas.
Tak ada kekhawatiran divonis ini-itu, kecuali kitasengaja bermaksud menyinggung/menyerang pihak lain, hal yang seharusnya dijauhi. Di kompasiana kita petik penghiburan, kita bisa klangenan sambil menarik nafas untuk beberapa saat. Di sini pula kita melemaskan otot-otot pikiran kita agar lebih rileks. Dan, yang saya dapatkan, ternyata menulis secara rileks itu menyenangkan dan mempermudah datangnya ide daripada menulis dengan ngoyo dan terlalu serius. Pikiran yang rileks dan fresh ternyata mampu mengundang ide-ide untuk segera datang. Ketenangan membawa kita pada pikiran terjernih dan terunggul.
Karena dimaksudkan untuk rileks, mari kita menulis yang ringan-ringan saja. Tentang kehidupan keseharian dengan human interest-nya, mengenai humor-humor yang membuat kita tersenyum atau tertawa ngakak, tentang perilaku dan gaya hidup yang diperlukan ketika kita bergaul, atau tentang apa sajalah. Hindari menyajikan tulisan yang membuat kening pembaca berkerut. Bersama-sama kita belajar menulis dengan cara ringan agar enak dibaca dan gampang dipahami. Di sini kita berekspresi dan menikmati relaksasi sekaligus berbagi dengan para sahabat.
Selamat pagi. Selamat berkarya.
( I Ketut Suweca , 19 Juli 2011)
