"Aku tertarik dengan dunia mengarang. Ingin juga sih menjadi pengarang beken di kemudian hari. Tetapi, aku tak tahu harus berguru kepada siapa?"
Seperti proses belajar pada umumnya, menulis pun perlu berguru. Ada beberapa cara mencari sang guru, ada beberapa jurus menjadikan sesuatu itu sebagai guru. Dalam hal tulis-menulis, kehadiran guru menjadi penting dalam membantu menuntun kita agar menjadi penulis yang mumpuni. Tanpa guru, terasa perjalanan menjadi gamang tanpa pemandu. Nah, apa dan siapa yang bisa kita jadikan guru?
Pertama, berguru kepada buku. Kalau Anda membaca buku bukan hanya Anda sedang berguru kepada penulisnya tentang materi yang dipaparkan, Anda juga dapat berguru mengenai teknik memaparkan ide melalui media tulis. Mungkin selama ini kita jarang memperhatikan cara para penulis mengungkapkan ide-ide mereka. Kita membaca lebih kepada niat untuk menikmati isi buku tersebut. Padahal, kita bisa mempelajari banyak hal tentang teknik pengungkapan melalui bahasa tulis yang dibuat si penulis buku. Untuk itu, mari kita mencermati juga bagaimana seorang penulis buku memilih kata dan menyusun kalimat-kalimatnya sehingga menghasilkan bacaan yang menarik
Di samping itu, cukup banyak teori menulis atau mengarang yang belakangan ini muncul dan dapat kita perolah di toko-toko buku. Misalnya, menyangkut topik tentang bagaimana teknik mengarang pada umumnya, teknik menulis cerpen, teknik jurnalistik, komposisi, berbahasa dengan baik dan benar, dan sejenisnya. Anda bisa mempelajarinya dari sumber-sumber itu dan mencoba mengimplementasikannya ketika menulis.
Kedua, berguru kepada penulis senior. Para penulis pemula dan calon penulis banyak yang menjadikan penulis yang berpenganalan sebagai mentornya. Cukup banyak penulis senior yang dapat Anda jadikan sebagai guru. Berkomunikasilah dengan mereka. Sampaikan niat Anda untuk mendapatkan pengetahuan tentang jurus suksesnya di bidang tulis-menulis. Jangan ragu-ragu. Pada umumnya, para penulis senior akan dengan senang hati menuturkan pengalaman dan berbagi pengetahuan. Saya juga pernah melakukan ini dan berhasil mendapatkan banyak bimbingan dari para senior. Kadangkala pengalaman mereka unik dan spesifik yang kalau diterapkan mentah-mentah belum tentu cocok dengan karakter penulisan kita. Kendati pun begitu, selalu perlu untuk belajar agar pengetahuan kita di bidang yang satu ini senantiasa bertambah.
Ketiga, berguru melalui kursus. Kalau di lingkungan Anda ada kursus karang-mengarang atau kursus jurnalistik, maka ikutilah. Kursus jarak jauh pun bisa dipilih. Kursus yang baik pada umumnya mempunyai silabus yang memaparkan teori-teori yang dapat dipelajari di situ. Dalam proses pembelajaran, pada umumnya kursus mewajibkan para peserta membuat beberapa karya tulis atau artikel yang diperiksa seorang mentor. Tahapan-tahapan kemajuaan Anda menjadi jelas, terstruktur, dan pasti. Jelas, apa yang dipelajari pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Evaluasi pun diadakan secara bertahap. Dengan demikian, pengetahuan dan pengalaman praktik peserta akan mengalami kemajuan yang sangat berarti.
Keempat, berguru dari praktik menulis. Praktik menulis yang dilakukan tanpa terputus besar sekali manfaatnya. Walaupun Anda harus mengalami trial and error berulangkali, Anda dapat belajar banyak dari pengalaman yang diperoleh dari proses otrodidak ini. Asalkan, Anda tidak pernah berputus asa menjalaninya. Berguru dari berbagai sumber belajar memang perlu, tapi yang lebih baik lagi adalah dengan melengkapi semua itu dengan latihan dan latihan.
Anda bisa mengkombinasikan seluruh atau beberapa dari cara tersebut utuk mencapai hasil maksimal. Kalau kita mau belajar tentang dunia tulis-menulis dengan penuh semangat, sumber belajar tidak akan pernah habis. Surat kabar, majalah, internet pun dapat menjadi sumber belajar yang melimpah. Kalau dimanfaatkan dengan baik, maka akan menjadi informasi dan pengetahuan yang berguna.
Ayo, mari berguru pada media apa saja yang tersedia dan berguru kepada siapa saja yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang ini. Bagaimana pendapat sahabat kompasianer?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H