Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

I Love Writing (5): Apa Saja Jenis Tulisan di Koran?

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Saya mulai tertarik dengan tulis-menulis dan akan mencoba peruntungan di koran. Tapi, saya belum tahu jenis tulisan apa saja sih yang ada di koran yang memberikan peluang berpartisipasi?”

Terdapat beberapa jenis tulisan yang menghiasi halaman-halaman surat kabar. Ada tulisan yang hadir secara kontinu setiap hari, ada pula yang hadir pada hari-hari tertentu. Di sini hanya akan diurai tulisan yang pada umumnya dimuat setiap hari. Tulisan yang yang dihadirkan pada hari-hari tertentu tidak akan dibahas. Untuk yang disebutkan terakhir, biasanya spesifik dan jenisnya sangat beragam bergantung pilihan media bersangkutan.Kalau dicermati, beberapa jenis tulisan yang muncul setiap hari di koran, yakni berita, tajuk, opini, feature, pojok, karikatur, dan surat pembaca. Mari kita perhatikan satu per satu.

Pertama, berita. Koran harian mengutamakan berita setiap kali terbit. Yang paling banyak adalah berita lempang (straighnews). Berita macam ini merupakan laporan para reporter/wartwan koran bersangkutan sebagai hasil liputannya di lapangan. Isinya menyangkut berbagai berita peristiwa/kejadian penting sehari-hari. Pilihan peristiwa/kejadian penting yang diliput tentu berdasarkan pandangan wartawan dan redaksi.Pertimbangannya antara lain, apakah peristiwa ituperlu dan bermanfaat bagi pembaca. Pada umumnya surat kabar menjadikan berita sebagai sajian utama sehingga diberikan porsi terbesar dari total halaman yang tersedia.

Kedua, tajuk. Istilah tajuk dimaksudkan sejenis opini yang bersumber dari redaksi. Jadi, tajuk adalah pendapat redaksi terhadap suatu kebijakan, peristiwa, atau kejadian. Tajuk disusun mengikuti perkembangan pemberitaan. Artinya, apa yang sedang hangat dibicarakan, itulah yang dikaji dan disoroti oleh redaksi. Biasanya penulis tajuk adalah pemimpin redaksi media bersangkutan. Atau, mereka yang dipercaya oleh pemimpin redaksi untuk menulisnya berdasarkan kemampuan. Tidak sembarang orang bisa menulis tajuk. Kewenangan penulisan tajuk adapada pemimpin redaksi walaupun kadangkala didelegasikan kepadawakil pemimpin redaksi atau salah seorang wartawan senior. Kualitas tajuk amat dijaga, karena citra sebuah media tercermin di sini. Itulah sebabnya penulisnya adalah dia yang mempunyai pandangan luas, mengetahui dengan pasti apa permasalahan yang sedang ditulisnya, serta memiliki kemampuan berpikir analitis dan kritis. Tajuk acapkali mendapat sebutanberbeda, seperti tajuk rencana dan editorial.

Ketiga, opini. Opini isinya hampir sama dengan tajuk. Kalau tajuk merupakan pendapat/pandangan sebuah koran atau media, maka opini adalah pendapat perorangan. Penulis-penulis opini adalah mereka yang benar-benar menguasai bidang yang ditulisnya. Opini mencerminkan kompetensi atau keahlian penulisnya. Tidak mungkin sebuah opini yang berkualitas ditulis secara sembarangan oleh mereka yang tidak kompeten. Kalau dipaksakan, isinya pasti akan sangat dangkal. Kalau dangkal tentu tidak berbobot sehingga tidak akan dimuat.

Keempat, feature. Istilah feature muncul belakangan yang mencerminkan tulisan yang bersifat penggalian yang lebih dalam, terutama pada aspek human interest. Sebagai misal, ada seseorang telah berhasil menerima piagam kalpataru dari presiden. Acara penyerahannya oleh wartawan dipublikasikan ke dalam bentuk straightnews. Di samping itu, wartawan pun bisa menulis ke dalam bentuk feature dengan menggali lebih dalam bagaimana penerima kalpataru itu bekerja di lapangan hingga ia berhasil menjaga dan merawat lingkungan. Haru-biru perjuangan inilah yang ditonjolkan, bukan peristiwa yang memuat acara penerimaan penghargaan kalpataru. Tulisan bergenre feature sangat diminati pembaca sehingga seringkali menghiasi halaman-halaman koran atau majalah.

Kelima, pojok. Disebut pojok karena ditletakkan di pojok sebuah halaman. Posisi pojok berada dalam satu halaman dengan tajuk, rubrik opini, dan surat pembaca. Pojok pada umumnya terdiri dari dua kalimat singkat, yakni satu kalimat berita, satunya lagi kalimat tanggapan/sentilan. Namanya saja kalimat sentilan, tentu ia sifatnya menyentil berbagai kebijakan, perilaku tokoh, dan sebagainya. Sentilan itu bisa jadi sedikit membuat kebakaran jenggot atau malu tokoh yang merasa disentil. Dibutuhkan kreativitas yang tinggi untuk berhasil menemukan sebuah kalimat yang nyentil di samping untuk melihat apa yang mau disentil.

Keenam, karikatur. Urusan sentil-menyentil bukan hanya usrusan pojok, bahkan juga gawe-nya karikatur. . Karikatur berisi kritik/kontrol sosial terhadap suatu kebijakan. Kalau pojok menggunakan kata-kalimat sebagai alatnya, maka karikatur menggunakan gambar sebagai sarana komunikasi dengan audience. Kadangkala, ketika memperhatikan sebuah karikatur, kita dibuta tersenyum secara spontan. Geli, sambil mungkin, manggut-manggut membenarkannya. Begitulah karikatur dibuat unik untuk menggelitik hati pembaca sekaligus berfungsi mengingatkan.

Ketujuh, surat pembaca. Kolom surat pembaca merupakan ruang bagi pembaca untuk menuliskan permasalahan mereka. Isi surat pembaca pada umumnyaterdiri atasmasukan/kritik dari pembaca mengenai pelayanan perusahaan atau pemerintah. Agar surat bisa dimuat, redaksi menetapkan persyaratan bagi pengirim untuk melengkapi identitas, seperti KTP atau SIM. Permasalahan yang sudah dimuat di koranbiasanyacepat mendapatkan tanggapan dan penanganan. Hal ini, mungkin berkaitan dengan citra pelayanan sebuah institusi. Maka, jadilah surat pembaca sebagai penghubung yang menjembatani kepentingan antar dua pihak. Tidak sembarang surat pembaca dimuat. Ada pertimbangan etika dan unsur SARA, di samping pertimbangan keterbatasan ruang.

Kolom surat pembaca dan rubrik opini adalah dua area tempat para pembaca bisa berpartisipasi menulis. Surat pembaca diisi oleh mereka yang merasa perlu memuatkan permasalahannya di koran. Tuntutan kemampuan berbahasa yang baik dan benar tidak terlalu dituntut. Sedangkan untuk mengisi kolom opini, diperlukan persyaratan yang cukup ketat, baik bahasa maupun isinya (ssst, soalnya ada imbalan honorarium tuh!). Saya anjurkan Anda untuk memanfaatkan peluang menulisopini. Kalau beruntung, Anda pun dapat menulis feature sepanjang dminta oleh redaksi.

Adakah Anda, sahabat kompasianer, berkenan melengkapi topik kita ini dengan komentar atau penjelasan tambahan? Monggo Mas/Mbak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline