Lihat ke Halaman Asli

Ecik Wijaya

Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Bendera Setengah Tiang, Duka Anak Bangsa

Diperbarui: 15 Agustus 2024   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini hari peringatan kemerdekaan
Tapi airmata bebas mengalir penuh duka
Merdeka macam apa kali ini yang dirayakan
Makin hari makin surut daya berbhineka
Makar-makar dilakukan makin bikin keropos
Pembodohan terus saja dilaksanakan
Hampir tiap lini terjerat aturan-aturan yang menjajah


Sudahkah merdeka sungguh?
Atau kita bungkam karena tak kuat lapar?
Atau kita bungkam karena ingin selamat sendiri?
Atau kita bungkam karena takut mati?
Sudahkah merdeka sungguh?


Kepala menunduk kali ini karena jauh dari  kata merdeka
Bendera merah putih tak lagi diingat maknanya
Soekarno berkata; musuh paling besar adalah bangsa kita sendiri


Mari kibarkan bendera setengah tiang hari ini
Dukacita bangsa atas negeri yang dikoyak dari dalam
Mari kibarkan bendera setengah tiang untuk penghormatan pejuang kemerdekaan yang diciderai kehormatannya


Hidupkan kembali dalam dada
Bakar sekali lagi:
Bhinneka tunggal ika masih ada dan utuh

Mari kita lawan para pembuat makar!

Lawan!
Lawan!
Lawan!

Agar kelak bendera merah putih berkibar dengan gagah, sekali lagi dan selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline