Lihat ke Halaman Asli

Ecik Wijaya

Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Aku Turut dalam Gelombang-Mu

Diperbarui: 20 November 2023   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terimakasih Tuhan,
Kau beri aku keringat yang tumbuh di pori kulitku
Sebab aku membakar tubuhku dibawah matahari-Mu
Tanpa itu, aku tak kenal rasa sakit dan kepayahan
Untuk menyeru kebesaran nama-Mu

Terimakasih Tuhan,
Kau beri aku air mata yang sumbernya tak pernah mati
Sebab aku mengurasnya tak habis-habis di tiap peristiwa
Tanpa itu, aku tak kenal rasa kasih, kepedulian dan syukur
Untuk menyebut kuasa-Mu yang tak terjangkau

Terimakasih Tuhan,
Kau beri darah yang menganak sungai dalam raga lemahku
Sebab aku memompanya tak henti mengaliri jiwaku 

Tanpa itu, aku tak bakal  menyadari betapa berharganya hidup dan kehidupan
Untuk menyebut keberadaan-Mu yang kekal

Aku-lah setitik buih dalam lautan semesta-Mu
Yang tak bakal ditemukan oleh mata
Kecuali Kau beri sorot cahaya padaku yang terombang-ambing
Di bibir pantai kebijaksanaan dan pemeliharaan-Mu
Terimakasih Tuhan, aku turut dalam gelombang-Mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline