Petang seperti kemarin hujan mengguyur
Deras, semacam airmata kemarin pula
Menganak sungai diantara halaman-halaman cerita
Buku cerita milikku, buku cerita milikmu
Meski sudah kita tutup jendela ingatan
Tapi rintiknya semakin nyaring bersenandung
Memutar lagu dan nada-nada yang sama
Mengiyakan kenangan, mengabaikan rasa luka
Berulang tiap musim- musim penghujan tiba
Saat jiwa lebih rapuh dan dingin sepi
Tak terelakkan! Terperangkap!