Lihat ke Halaman Asli

Ecik Wijaya

Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Di Tepian Telaga Kita Selalu Berjumpa

Diperbarui: 19 Juni 2021   03:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepian telaga kita berjumpa, sekali lagi
Telaga yang jernih hingga ikan dan batu-batu kecilnya terlihat
Suara riak airnya yang menenangkan, mengayun mesra
Kita saling mereguk dengan hati buncah

Perjalanan yang selalu tiba-tiba sua
Selalu di tepian telaga, semacam semesta memanggil
Duduk berdekat-dekatan di bawah pohon yang daunnya menaungi
Semilir angin, seperti hendak hapus lelah yang menggores

Perjumpaan di tepian telaga, sekali hingga seribu kali
Selalu terulang tanpa kita perlu berjanji masanya
Dari segala penjuru kita berjumpa, tanpa disangka
Lalu saling mengulang ritual di tepiannya

Ah, nikmat mana yang bisa mengalahkan
Bila sebelumnya kita sepanjang waktu dalam pertarungan yang tak terjeda
Kecuali temu di tepian telaga yang memusnahkan luka dan duka
Memberi cahaya pada jiwa agar tetap dalam shirat yang lurus

Oh, bagaimana bisa sua sesaat saja mampu meremukkan duri-duri
Mengubahnya menjadi titik-titik pendar nyala
Setiap waktu mungkin jumpa berganti wajah, tapi rupa kecintaan tetaplah sama
Karena yang abadi hanyalah rupa-Nya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline