Lihat ke Halaman Asli

Ecik Wijaya

Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Generasi Bunga 90-an, Kenangan Terindah!

Diperbarui: 5 November 2020   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hai teman, baru saya sadari dan sungguh saya sadari bahwa saya masuk fase usia "sepuh" sekaligus mengalami beberapa  masa-masa perubahan dari jaman setengah bahuela, setengah modern dan modern sangat. Hehe..

Yup, bagi yang kelahiran tahun '70-an pasti mengalami hal yang sama. Sebagian mungkin bisa melewati dengan baik-baik saja dan beradaptasi dengan baik. Tapi mungkin sebagian lagi tidak. Saya ditengah-tengah nih.

Bercerita tentang  perubahan dan adaptasi manusia terhadapnya luar biasa, baik secara ilmu, teknologi, sosial, fashion, musik, life style dan hampir keseluruhan yang terjadi di era milenial, terlebih bagi generasi '90-an.

Jaman saya sekolah SMA pada tahun '90-an, adalah jaman terakhir saya mengenal delman alias dokar, bemo, telpon umum, wartel. Masa-masa dimana dengan sukacitanya sabar menunggu bemo sepulang sekolah, kehujanan ramai-ramai karena masih nunggu bemo berikutnya datang.

Atau mengantri berderet di telpon umum koin atau asik nelpon tambatan hati berjam-jam di wartel (warung telekomunikasi). Hehe..

Di era ini para legenda dunia musik sedang dalam popularitasnya seperti Chrisye, Ruth Sahanaya, Ita Purnamasari,  Iwan Fals, Trio Libels, P-Project, Titi DJ, Memes, Krisdayanti, Yuni Shara , Fariz RM, Kla project, Gigi dan banyak lagi yang suaranya tiap malam menemani belajar lewat radio.  

Masih terkenang sangat, jam 4 sore saya telpon ke salah satu stasiun radio remaja untuk sekedar minta lagu yang akan didengarkan pas nanti on-air sekalian kirim salam untuk sahabat-sahabat. Itu saja kalau nyambung dan dicatat udah senangnya ampun-ampun dah. Hihihi.. Menurut saya nih, lirik lagu jaman dulu ngena banget dan masih sopan yaaak!

Memasuki tahun 2000-an, terjadilah perubahan yang mengubah banyak hal juga dalam merajut hari-hari. Jaman handphone lahir disini, telpon genggam yang bentuknya warna -warni dan bisa berkomunikasi dimana saja asal daya baterai masih ada.  

Awal-awal lahirnya handphone genggam cuma bisa dimiliki segelintir orang saja karena harga yang relatif mahal. Apalagi  saya, baru bisa punya handphone tahun 2003 itu pun beli bekas. Waduh..

Sekarang yang kita alami semacam kecepatan turbo ya, handphone segala merk tersedia setiap hari dengan harga terjangkau, dengerin musik, main game bahkan nulis saja seperti ini langsung saja di fitur-fitur yang tersedia. Dulu game ya cuma Nintendo dan PS 1, itu pun untuk anak kos sewa mampunya. 

Kalau dulu tanpa dihubungi untuk janjian sudah tepat waktu, sekarang kalau janjian harus konfirmasi terus,haha... Dan untuk kecanggihan teknologi yang tiap hari terus bergerak saya masih keteteran mengikutinya. Saya lebih menyikapi dengan menggunakan kecanggihan ini secukupnya dan pas perlu saja. Selebihnya pusing juga dengan banyaknya aplikasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline