Lihat ke Halaman Asli

Remaja, Perjodohan, dan Pernikahan Dini

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menikah sebelum cukup usia ternyata masih ada di jaman modern sekarang ini. Hal tersebut tak lepas dari budaya yang berkembang di masyarakat bahwa wanita tak boleh sampai terlambat menikah, oleh karena itu banyak anak – anak usia remaja pun sudah di nikahkan. Bahkan ada budaya perjodohan sejak anak perempuan belum lulus SD atau masih SMP. Namun saat ini, alasan budaya tidak semata – mata sebagai alasan utama keluarga menikahkan anak perempuannya saat masih belia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komisi Perempuan Indonesia (KPI) cabang Renbang, pernikahan dini karena perjodohan saat usia sekolah masih terbilang tinggi. Pada tahun 2006 – 2010 , jumlah anak menikah dini (dibawah 17 tahun) masih meningkat. Sementara data lain menunjukkan, adanya beberapa penyebab terjadinya pernikahan usia dini. Dr. Sukron Kamil dari UIN menyatakan, 62% wanita menikah karena hamil, 21% di paksa orangtua pernikahan karena ingin memperbaiki ekonomi dan keluar dari kemiskinan dan sisanya karena status sosial (Lubis, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, salah satu penyebab pernikahan bawah umur adalah karena dipaksa orang tua. Hal tersebut memang sering terjadi. Perjodohan yang diterima anak dengan keterpaksaan bukan hanya menimbulkan dampak buruk bagi psikologisnya, tapi juga kesehatannya. Ancama depresi pun dapat menyerangnya (Purba, 2012).

Selain itu, beberapa fakta di dapat dampak dari perjodohan di usia dini yang berujung pada pernikahan di bawah umur adalah :

Kekerasan terhadap anak

Terkadang anak mengalami kekerasan dari orang tua atau keluarga apabila menolak untuk dinikahkan. Bahkan ditemukan juga kasus setelah dinikahkan anak mencoba bunuh diri dengan minum cairan pestisida.

Kekerasan juga bukan hanya dari lingkungan keluarga, namun juga dari pasangan yang umumnya berusia lebih tua dari mereka.

Tingkat perceraian yang tinggi

Lebih dari 50% pernikahan tidaklah berhasil, dan akhirnya bercerai. Bahkan ada juga kasus yang menjalani pernihakan hanya dalam hitungan minggu lalu berpisah. Dan biasanya hal ini terjadi karena anak perempuan tidak mau melakukan kewajiban sebagai istri dan kurangnya kesiapan masing – masing pasangan yang mau menikah

Kemiskinan meningkat, karena belum siap secara ekonomi

Trafficking/ eksploitasi dan seks komersial anak

Salah satu alasan perjodohan adalah untuk memperbaiki derajat keluarganya. Pada beberapa kasus, banyak keluarga yang merelakan anak perempuannya untuk dinikahi oleh orang terpandang dan keluarga dijanjikan harta atau kekayaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline