Lihat ke Halaman Asli

Bukannya Allah Tak Cinta

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. sungguh tak ada yang kebetulan di dunia ini. ada sebab, ada akibat. Inilah Sunatullah. Inilah hukum alam. Apel jatuh dari pohonnya karena buahnya yang sudah matang atau pohon itu ditiup angin atau dahan tempat buah itu berada di hinggapi burung. Manusia meninggal karena sakit, atau karena sudah sangat tua, atau karena mengalami kecelakaan, atau dibunuh orang, atau bunuh diri. Selalu ada alasan logis kenapa sesuatu terjadi di dunia ini. perubahan, penciptaan, bahkan penghancuran selalu melewati proses. Inilah Sunatullah. Inilah hukum alam. Akan tetapi....

Selalu ada pesan di balik semua peristiwa

Selalu ada hikmah dari setiap hal yang terjadi

Selalu ada rahasia Allah dalam setiap kejadian yang terjadi di muka bumi ini.

Demikian halnya dengan musibah. Banjir, tsunami, gunung meletus, gempa bumi, adalah sebentuk pesan yang ingin disampaikan Allah kepada hambaNya.

Pesan ini hanya disampaikan kepada hambaNya yang paling Ia cintai.

Pesan ini hanya disampaikan kepada hambaNya yang bersayahadat akan tetapi kadang lupa kepadaNya

Pesan ini hanya disampaikan kepada hambaNya yang mengaku Islam akan tetapi tak jarang meninggalkan kewajibannya

Pesan ini hanya disampaikan kepada hambaNya yang terkadang tengah memilih jalan menuju neraka, tetapi Dia tetap memanggilnya untuk kembali

Pesan ini hanya diberikan kepada hambaNya yang hatinya masih memiliki secercah nurani dan belum mengeras membatu.

Karena, begitulah besar cintaNya kepada hamba-hambaNya yang beriman kepadanya

Karena, Dia Sang Pemberi janji dan pasti akan menepatinya, “...dan Akulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (Al-Baqarah ayat 160).

Layaknya seorang ibu yang selalu memanggil anaknya “Nak, mainnya jangan jauh-jauh ya....” dan ketika si anak bermain terlalu jauh, sang ibu akan mencarinya.

Cinta Allah lebih besar daripada itu. Tak ada pembandingnya. Dan tak ada keraguan.

Ketika si anak bermain sangat jauh sekali, dan ia pulang lebih lama dari biasanya, sang ibu akan memarahi anaknya. Marahnya ibu bukan karena ia benci. Marahnya ibu karena ia sayang. Ia takut kehilangan anak yang paling ia cintai. Ia berharap dengan kemarahannya, si anak akan mengerti bahwa “Ibu pikir kamu kenapa-napa, Nak...”

Cinta Allah, Sayang Allah kepada hambanya lebih besar daripada itu. Tak ada pembandingnya. Ia memberikan pelajaran, Ia memberikan peringatan, Ia meberikan apa yang kita sebut musibah kepada hamba yang Ia sayangi. Berharap, si hamba mengerti bahwa “Betapa Aku mencintaimu...” dan berharap sejauh apapun si hamba lupa denganNya, suatu saat nanti, sebelum ajal menjemput, ia akan kembali ke jalanNya. Ke Jalan CintaNya...

Indonesia...

Negeri muslim terbesar di dunia...

Negeri penuh bencana...

Negeri penuh musibah...

Negeri penuh ujian...

Negeri penuh cobaan...

Bukan karena Allah tak sayang...bukan karena Allah tak cinta...

Dia sang Penguasa langit dan bumi, mudah baginya menurunkan malapetaka, musibah di negeri paling kafir sekalipun. Agar orang-orang yang sudah jelas-jelas mendurhakaiNya, mandapat balasan secepatnya.

Tapi, sudah jelas dalam firmanNya...

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman” (Al-Baqarah ayat 6).

“Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti” (Al-Baqarah ayat 171).

“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia dise­babkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun akan tetapi Allah menangguhkan mereka, sampai waktu tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (Q.s. Fathir: 45).

“Dan Tuhanmulah Yang Maha Peng­am­pun lagi mempunyai rahmat. Jika Dia mengazab mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan azab bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu yang mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat berlindung daripada­nya.” (Q.s. al-Kahfi: 58).

“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tang­guh kepada mereka hanyalah supaya bertam­bah-tambah dosa mereka, dan bagi mereka azab yang menghinakan.” (Q.s. Ali Imran: 178).

“Dan Aku tangguhkan mereka. Sesung­guh­nya rencana-Ku amat teguh.” (Q.s. al-A‘raf: 183).

Bagi Allah, negeri ini bukanlah negeri para kaum kafir. Negeri ini bukanlah negeri yang hati, mata, dan telinga umatnya tertutup.

Inilah rahasia Allah dalam musibah yang diturunkanNya...

Meletusnya G. Kelud tertulis jelas di Al-Quran.

Tanggal 13 Bulan 2 (Surat 13 ayat 2):

"Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. ALLAH MENGATUR URUSAN (Makhluk-Nya), MENJELASKAN TANDA-TANDA (Kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu."

Meletus Jam 22:49, 22:50 (Surat 22:49-50) :

Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya Aku adalah seorang PEMBERI PERINGATAN YANG NYATA kepadamu."

Maka ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN BERAMAL SALEH, BAGI MEREKA AMPUNAN DAN REZKI YANG MULIA.

Tahun 2014 (Surat 20:14) :

"Sesungguhnya Aku ini adalah ALLAH, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka SEMBAHLAH AKU dan DIRIKANLAH SHALAT untuk MENGINGAT AKU."

---- SUBHANALLAH ----

Inilah peringatan yang NYATA dari ALLAH SWT.

Karena cintaNya lah, musibah ini ada. Karena jika Allah sudah tak cinta, maka negeri ini akan dijadikan semakmur-makmurnya, sehingga membuat manusia yang ada di dalamnya lupa selupa-lupanya kepadaNya, hingga pada akhirnya, azab nerakalah tempat berdiamnya.

Karena manusia...

Adalah tempatnya lupa...

Adalah tempatnya khilaf...

Bertaubat bila sudah tertimpa musibah...

Bertaubat bila merasa umur sudah tak lama...

Tapi manusia lah yang dijadikan khalifah di muka bumi ini, makhluk pilihan diantara semua makhuk paling tunduk kepadaNya...

Bukannya Allah tak cinta, justru karena cintaNya lah, bencana ini ada...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline