Masyarakat Indonesia saat ini sedang ramai membicarakan salah satu menteri yang baru saja dilantik oleh Presiden Jokowi yaitu tidak lain Dr. Arcandra Tahar. Pria berumur 45 tahun ini memang memiliki penampilan yang terlihat masih muda dan bersahaja. Tidak hanya dari sisi penampilannya saja, Dr. Arcandra Tahar juga memiliki segudang prestasi di luar negeri khususnya.
Ia ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai menteri ESDM menggantikan Sudirman Said. Setelah pelantikan tersebut, Sudirman Said lantas mengucapkan pesan perpisahannya melalui akun twitternya. Ya, pengangkatan Dr. Arcandra sebagai menteri ESDM tentunya tidak sembarangan, karena seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa ia memiliki segudang prestasi yang dinilai akan sangat bermanfaat untuk pembangunan negerinya sendiri.
Dr. Arcandra Tahar memiliki latar belakang pendidikan teknik mesin dari ITB. Setelah lulusan S1-nya kemudian ia bekerja terlebih dahulu di Andersen Consulting, demi bisa mengumpulkan tabungannya untuk bisa melanjutkan pendidikan S2-nya. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S2-nya di A&M University Amerika di Texas.
Tak puas sampai magister saja, kemudian Arcandra Tahar melanjutkan pendidikan S3-nya masih di Amerika Serikat. Berkat kemampuannya, Dr. Arcandra berhasil memiliki hak paten di bidang offshore. Nah, pria bersahaja ini sebelum dipanggil dan diangkat sebagai menteri ESDM telah menjabat sebagai Presiden di Petroneering Houston di Texas. Perusahaan tersebut bergerak di bidang minyak dan juga energi. Dr. Arcandra Tahar telah memegang jabatan itu sejak Oktober 2013.
Setelah resmi diangkat menjadi menteri ESDM, Dr. Arcandra Tahar sudah memiliki beberapa program untuk ke depannya. Seperti misalnya pemanfaatan energi. Menurutnya kebutuhan energi akan semakin tinggi. Oleh karena itu, hal itu menjadi program utamanya, terutama untuk minyak dan gas bumi.
Programnya yang kedua adalah mengenai sumber daya manusia dan ketiga adalah memastikan semua program dan prosesnya berjalan dengan baik dan semestinya. Ditambahkan menurutnya bahwa kunci untuk meningkatkan produksi di samping pemanfaatan teknologi, juga memerlukan proses accountable, resource, human resource yang pastinya mumpuni. Seperti halnya bisa berusaha untuk sejajar dengan bangsa-bangsa yang maju lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H