Lihat ke Halaman Asli

Ayah

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ayah…masih ku ingat

Saat kau mengajariku belajar menjejakkan kakiku

Untuk pertama kali di tanah merah itu

Saat kau mengajariku menaiki sepeda merah muda kesukaanku

Untuk pertama kali di rerumputan hijau itu

Walaupun aku terluka saat kerikil di tanah merah itu

Walaupun lututku berdarah saat di rerumputan hijau itu

Namun, kau terus mengajariku cara bertahan

Kau mengajariku sebuah kemandirian

Ayah….

Sekarang aku telah menjejakkkan kakiku di tanah merah itu

Sekarang aku bisa bermain sepeda di rerumputan hijau itu

Semua berkat pembelajaran mu

Ayah…masih ku ingat

Saat kau mengajariku memegang ranting untuk pertama kalinya

kau mengajariku menulis di atas tanah merah itu

hanya ada dua nama yaitu aku dan dirimu

Semua berawal dari kehadiran mu ayah…

Ayah..masih ku ingat

Kala Sang Maha pemberi hidup memanggilmu

Di ufuk senja yang mengiringi deru mobil itu

Diantara para pengantar kepulangan mu

Di tanah merah dan rerumputan hijau yang dulu kau ajari aku

Ah…ayah..rasanya aku tak ingin beranjak dari tempat ini

Aku ingin bermesraan dengan tanah merah dan rerumputan hijau ini

Aku ingin kita bersepeda lagi di rerumputan hijau ini

Aku ingin mengukir nama kita di atas tanah merah ini

Hanya ada dua nama yaitu aku dan dirimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline