Sebagai seseorang yang sering menyaksikan bagaimana makanan dibuang begitu saja di pesta-pesta atau restoran, saya sering merenung, bertanya-tanya tentang masa depan yang lebih baik jika sisa-sisa makanan ini bisa disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Keadaan ini kadang membuat saya merasa miris, mengingat masih banyak di luar sana yang sulit memperoleh makanan layak.
Ketika saya mengenal kisah Garda Pangan, sebuah gerakan yang dipelopori oleh Kevin Gani, mata saya terbuka. Organisasi ini bukan hanya berjuang untuk menyelamatkan sisa makanan, tetapi juga berkontribusi besar dalam menekan dampak lingkungan akibat food waste dan mendorong ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Jadi penasaran dan ingin mengenal lebih dekat sosok-sosok inspiratif di balik Garda Pangan yang telah berhasil membuktikan bahwa bersama, kita bisa berkarya dan menghadirkan perubahan.
Dari Makanan Sisa, Berdirilah Garda Pangan
Garda Pangan berawal dari pengalaman Dedhy Trunoyudho, seorang pengusaha katering pernikahan yang sering dihadapkan pada masalah pembuangan makanan setiap minggu, sebuah pilihan yang praktis namun terasa sia-sia. Hal ini diperhatikan oleh istrinya, Indah Audivtia, yang merasa pembuangan makanan tersebut sangat menyesakkan dan mengganggu, hingga akhirnya memicu keduanya untuk mendonasikan makanan berlebih. Bersama Eva Bachtiar, yang juga memiliki semangat serupa untuk mengatasi masalah pemborosan makanan, mereka bertiga memulai gerakan food bank di Surabaya dengan nama Garda Pangan.
Sejak didirikan pada tahun 2017, Garda Pangan sudah menorehkan kisah yang menginspirasi. Kevin Gani sebagai perwakilan Garda Pangan juga bercerita.
Awalnya Kevin Gani bertemu dengan seorang nenek yang hidup sebatang kara di Joyoboyo, Surabaya, pengalaman tersebut membekas dalam diri Kevin. Kala itu, nenek tersebut menerima bantuan makanan dari Garda Pangan, namun yang membuat Kevin terkejut adalah ketika sang nenek menampung makanan itu di gayung. Nenek ini tidak memiliki piring untuk makan. Pengalaman ini menyadarkan Kevin betapa besar ketimpangan yang ada, sekaligus memantik tekadnya untuk terus membantu mereka yang membutuhkan dengan cara yang berkelanjutan.
Tim Garda Pangan kemudian mengembangkan konsep food bank, sebuah pusat yang mengumpulkan surplus makanan dari berbagai sumber, mulai dari hotel, restoran, petani, dan individu. Makanan-makanan ini kemudian diperiksa kelayakannya sebelum disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.