Lihat ke Halaman Asli

Bukan karena Obsesi

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari itu berawal dari pertemuan singkat di sebuah taman kemudian berkenalan dan setelah itu tak pernah bertemu lagi, disaat dia menjadi temanku di sebuah jaringan sosial internet yang lagi ngetren sekarang ini yang hampir 90% anak muda diindonesia menggunakannya, entah kapan saya berteman dijejaring sosial, saya pun tak pernah menyadarinya, bagiku hal ini biasa-biasa saja berteman di jaringan sosial itu.

Suatu waktu dia memposting sebuah tulisan yang mengatakan “Bunuh saja sekalian diriku dari pada kau hancurkan hatiku”.dan spontan kutanyakan sebagai rasa penasaranku kepadanya tak bisa kupungkiri kalau kubegitu tertarik dengannya, dan dengan singkat jawabannya “begitulah perasaanku sekarang” apakah ini berita gembira buatku saya rasa tidak, tapi muncul harapan - harapan ingin bersama dengannya walaupun itu hanya sebagai seorang teman, yaaa teman yang spesial. Dan saat itulah aku datang bak seorang pahlawan kesiangan sebagai pelipur lara dengan memberikan perhatian yang cukup walaupun itu hanya sebuah pesan pendek karena aku tak cukup berani lebih dari itu dan aku tak ingin terlalu banyak berharap pada seorang yang baru sekali sy temui.

Dia muncul lagi dalam pikiranku setelah mulai perlahan-lahan hilang dari pikirku, saya tak ingin mengatakan kalau aku mencintainya, menyukainya kurasa ini hanyalah sebuah obsesi untuk mendapatkan sesuatu yang belum sempat kudapatkan dan kesempatan itu muncul disaat tak ada seorang yang special disampingku. Dan perasaan inilah yang kutahan dan tekan sekuat mungkin agar tidak menjadi bumerang buatku nantinya karena saya tak ingin memperoleh sesuatu bukan karena obsesi tapi ketulusan dan keikhlasan, ku tak ingin nantinya menjadi pasangan seperti api dengan kayunya di perapian yang rela menghabisi sang kayu agar selalu hidup

Tapi toh kalo nantinya saya bisa bersama dengannya saya rasa itulah takdir……..(sambil tersenyum-senyum).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline