Lihat ke Halaman Asli

Siti Solechatul Jannah

Mahasiswa Universitas Jember

Membangun Karakter Generasi Z Melalui Semangat Konferensi Asia-Afrika

Diperbarui: 8 Juni 2022   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Delegasi sedang melaksanakan sidang dalam KAA di Gedung Merdeka, Bandung. (Sumber: Arsip Kempen Wilayah Jawa Barat No. JB 5501/504)

Semangat Konferensi Asia-Afrika sudah seharusnya menjadi inspirasi bagi bangsa kita dalam membangun setiap karakter bangsa agar mampu berperan aktif dalam menghadapi segala tantangan berskala nasional maupun global, terutama dalam membangun karakter generasi Z yang dikenal sebagai iGeneration.

Pada 67 tahun yang lalu, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika meskipun baru 10 tahun merdeka. Konferensi Asia-Afrika yang sering kali disebut juga dengan Konferensi Bandung ini berlangsung pada 18-24 April 1955. Terwujudnya Konferensi Asia-Afrika tidak dapat pula dilepaskan dari dua konferensi pendahulunya, yaitu Konferensi Kolombo dan Konferensi Bogor.

Dalam konferensi di Bogor, diputuskan rekomendasi yakni diselenggarakannya konfrensi bulan April 1954 di Bandung, menetapkan kelima negara insiator: Indonesia, Myanmar, India, Pakistan dan Sri Lanka sebagai negara sponsor, menentukan 25 negara yang akan diundang, dan menentukan empat tujuan pokok dalam konfrensi.

Semangat awal Konferensi Asia-Afrika yang didengungkan oleh Bung Karno adalah untuk menghapuskan imperialisme, penjajahan, dan mewujudkan kesetaraan di antara bangsa-bangsa Asia-Afrika. Maka, sebagai generasi penerus bangsa, sudah sepatutnya tetap mengobarkan semangat awal KAA.

Tercatat dalam sejarah, melalui Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung adalah bukti peran serta Indonesia secara aktif dalam menyertakan solusi untuk mewujudkan perdamaian dunia di masa lalu dan sukses membakar semangat bangsa-bangsa di dua benua yang akan dan harus terus dilanjutkan hingga masa kini. Oleh karena itu semangat generasi bangsa Indonesia dalam menjawab sejumlah tantangan dunia secara global harus terus dihidupkan.

Hal tersebut merupakan kewajiban bagi bangsa Indonesia untuk menjadikan semangat Konferensi Asia-Afrika sebagai momentum untuk menyuarakan semangat anti penjajahan dan menjawab tantangan dalam model baru, terutama dalam pembentukan karakter anak bangsa generasi saat ini. 

Selain memupuk semangat dari peristiwa sejarah di masa lalu, semangat Konferensi Asia-Afrika juga dapat disalurkan dalam semangat memberikan solusi terhadap sejumlah permasalahan dunia dengan membangun kemandirian bangsa melalui pembangunan karakter sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan berintegritas. 

Generasi Z yang juga disebut sebagai iGeneration atau generasi internet dikenal sebagai generasi yang mahir teknologi sekaligus gemar berinovasi. Gadget sudah menjadi pegangan sejak kecil, maka secara otomatis pengenalan teknologi juga sangat berpengaruh pada perkembangan kehidupan dan kepribadian mereka. 

Melalui kehadiran Generasi Z yang melek teknologi, Indonesia mampu menyalurkan semangat kebangsaan Konferensi Asia-Afrika dalam mewujudkan hubungan-hubungan dan kesetaraan antar bangsa. Karena pasalnya, generasi ini semakin mengembangkan proses komunikasinya dengan menggunakan berbagai macam jejaring sosial yang semakin merebak di dunia. Selain itu generasi Z juga memiliki harapan yang lebih tinggi terhadap inovasi-inovasi baru yang lebih membanggakan dari apa yang sudah ada sebelumnya.

Dalam menggali semangat kebangsaan dari peristiwa sejarah di masa lalu dan dalam membangun karakter anak bangsa agar memiliki integritas yang tinggi di masa kini harus sejalan. Bangsa ini harus terus disadarkan bahwa di masa lalu kita mampu mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa besar di dunia yang mampu mewarnai sepak terjang tantangan global.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline