Mewujudkan sebuah mimpi menjadi nyata memang tak mudah, terkadang khayal, impian yang dijalani tidak semestinya kita menempatkannya pada ego kita masing masing, saling memapah, saling mengingat siapa kita dulu dan sekarang adalah upaya untuk mendewasakan kita.
Serasa indah jika kita berkata, ketika saya terseok kamu meluruskan, ketika saya rapuh kamu memapah, ketika saya gelap kamu menerangi, ketika terlalu terang kamu redupkan, dan itu berlaku sebaliknya, sehingga sebuah komitmen itu tetap terjaga dimana porsinya, agar dapat mewujudkannya.
Mencapainya memang tak mudah, serasa membebani, namun jika kita menjalani dengan keikhlasan, tentu akan memperingan langkah kita, langkah diantara kaki kaki kecilmu, diantara isakmu, diantara jalan semua yang dilewati.
Mengingat kembali, ketika harus, seling membangkitkan, saling mengingatkan ahh indahnya semua penuh warna, dan kamu sangat menikmatinya, tanpa melelahkan.
Tidak ada terindah dan sangat indah, jika semua itu hilang hilang karena keangkuhan kamu, hilang karena semua dianggap sepele, dan itu akan terus terjadi dan terjadi, sampai.. semua kembali ke komitmen
Dan ketika harus kembali ke komitmen....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H