Lihat ke Halaman Asli

Terdiam

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1337086148522765271

hingga akhirnya aku terdiam, dan aku tidak tau tentangmu aku hanya bisa menanti secercah cahaya datang dalam kegelapan malammu apakah itu sesuatu yang salah? terdiamku bukan seperti patung yang berdiri di taman taman yang dihiasi gemerlapnya lampu kelap kelip yang warna warni tapi terdiamku untuk mengendapkan hati serta fikiran bahwa kamulah yang dominan atas keduanya hmm.. itu tidak lah penting bagimu ahh... kepergianmu dan pesan kamu membuat aku tidak berdaya tanpa kabar, tiada berita, was was pundatang mendera semoga kamu masih ada dalam jalur yang benar jalur dimana mencari keberkahan kebahagiaan disetiap nafas hidup ini selalau mengingat dan berserah diri kepada Yang Maha Pemberi Masalah jikalau kamu sedang punya masalah selalu meningat dan berserah diri kepada Yang Maha Adil jikalau kamu merasa teraniaya selalu mengingat dan berserah diri kepada Yang Maha Pemberi Rizki jikalau kamu ingin berjuang mencukupi diri dan sang buah hati sebuah "kebahagiaan" bukan hanya sekedar kata yang indah buatku, tapi ini subjektifitas kamu, dan ini akan menjadi objektif bagiku menemukan sebuah kebahagian mungkin ketika kamu sudah menemukan sesuatu menemukan sebuah kebahagian mungkin ketika kamu kembali dan membuka lembaran yang baru aaah... yang penting kamu bahagia saja dan itu sudah cukup membuatku turut bahagia meski cuma melihat serta mendengar jadi tersenyumlah, bersemangatlah dalam setiap ujian ini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline