Lihat ke Halaman Asli

Geologist Robot "Curiosity" Menemukan Bukti Jejak Aliran Air Purba di Mars

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1348836018322335052

[caption id="attachment_215128" align="aligncenter" width="550" caption="Singkapan lapisan batuan yang terbentuk dari aliran air/fluida purba yang di foto oleh Robot Curiosity, Mars (sumber: NASA)"][/caption]

Pihak NASA melalui situs resminya kemaren (27-09-2012) telah merilis foto yang dikirim oleh Robot Geologist/Chemist "Curiosity" yang merupakan bukti adanya jejak aliran air purba.

Sejak mendarat di kawah Gale di dekat ekuator Mars pada 5 Agustus 2012 lalu, robot yang di kembangkan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat NASA yang berbiaya 2,5 miliar dollar A, telah melakukan serangkaian pengecekan dan tes terhadap berbagai instrumen dan dinyatakan siap melakuakn misinya beberapa saat yang lalu. Besar harapan bahwa Robot Curiosity akan menyingkapkan imformasi tentang planet merah tersebut yang selama ini membuat para ilmuan dan masyarakat umum penasaran apakah ada jejak kehidupan di Mars.

Bagaimana mungkin dari foto bisa meyakinkan bahwa telah ditemukan bukti jejak aliran air?

Foto tersebut menampilkan singkapan lapisan batuan yang oleh tim ilmuan NASA dinamakan Link. Singkapan batuan tersebut menunjukan tekstur klastik kasar, yaitu tekstur yang terbentuk oleh akumulasi fragmen-fragmen batuan dan mineral. Dari analisa foto menunjukan kenampakan ukuran fragmen singkapan batuan tersebut berukuran kerikill(±64 mm hingga 256 mm), bentuk fragmen ya seperti menyudut tanggung(sub angular) hingga membundar tanggung(sub rounded). Dalam penamaan batuan di bumi, batuan dengan ciri tektur seperti itu di namakan konglomerat yang terbentuk oleh aliran aliran air dengan aliran arus yang kuat/pekat. Perbandingan foto konglomerat Mars dengan konglomerat di bumi seperti gambar di bawah ini.

[caption id="attachment_215139" align="alignnone" width="512" caption="Gambar kiri merupakan singkapan batuan di Mars, kanan singkapan konglomerat batuan konglomerat di bumi. (Sumber: NASA)"]

13488401531463436328

[/caption]

Trus apa hubungannya batuan konglomerat dengan bukti aliran air purba di mars?

Pepatah geologi lama yang sering dijadikan cara berpikir para ahli geologi "the present is the key to the past"  yaitu konsep yang di populerkan oleh salah satu bapak geologi dunia James Hutton pada abad ke-18 melalui teori "Unifomitarism" yang menyatakan bahwa kenampakan pada batuan sedimen  masa lampau dijumpai pula pada proses pembentukan   sedimen yang terjadi masa sekarang. Dalam contoh proses : pelapukan , pengendapan, perlipatan ataupun sedimentasi terjadi juga pada masa lampau. Demikian juga peristiwa pembentukan gunung api yang sampai kini masih berlangsung terjadi juga pada masa lampau. Waduh kok jadi teoritis banget sih hehehe...

Baiklah sekarang tentang pembentukan konglomerat. Berdasarkan konsep geologi di atas, dapat dijelaskan bahwa proses pembentukan batuan konglomerat terjadi di masa lampau dan memakan waktu ribuan sampai jutaan hingga menjadi batuan seperti kenampakan saat ini. Dari sudut pandang geologi  khususnya sedimentologi dapat di jelaskan urutan proses pembentukan batuan konglomerat tersebut, yaitu di awalai dari pelapukan dan batuan induk(batuan dasar pembentuk planet MARS) baik proses fisika maupun kimia hingga menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil(disintegrasi), kemudian mengalami tranportasi.  Proses tranportasi dalam pembentukan konglomerat umumnya melalui media aliran air secara debris maupun turbidit yang secara umum merupakan proses tranportasi dengan arus kuat/pekat.  Pembentukan batuan konglomerat dapat terbentuk di beberapa lingkungan seperti sungai,  laut dangkal,laut dalam, dan glacial(es), namun untuk batuan pada foto di atas kemungkinan besar di terbentuk lingkungan yang masih erat kaitannya dengan sungai karena bentuk fragmen yang hampur membundar  dan fargem yang tersortasi dengan relatip baik merupakan ciri-ciri hasil trasportasi dan pengendapan di sungai ataupun pada kipas alluvial. Setelah tertranportasi material sedimen kasar tersebut mengalami pengendapan ketika energi aliran berkurang dan mengalami kompasi/pemadatan dan akhirnya mengalami litifikasi dan pembatuan dan terbentuklah batuan konglomerat seperti yang terlihat dalam foto di atas.

Jadi secara umum proses pembentukan batuan tersebut melibatkan air, sehingga semakin meyakinkan bahwa pada masa lampau di lokasi terdapatnya batuan tersebut terdapat air, meskipun kondisi saat ini merupakan gurun yang kering. Dan untuk lebih memastikan lebih lanjut tentang lingkungan purba pembentuk batuan tersebut perlu di petakan urutan perlapisan batuan (dalam misi ini akan dilakukan pengeboran lapisan batuan) dan juga di cari kenampakan struktur sedimen lapisan batuan tersebut sehingga dapat direkonstruksi mekanisme aliran masa lampau. Dan juga pengujian sampel batuan, tentang mineral mineral penyusunnya, komposisi kimia, peoses diagenesa mineral dan apakah ada jejak fosil mikro organisme yang hidup dalam air pada masa lampau di mars serta penentuan umur setiap perlapisan batuannya.

Menemukan air masa lalu adalah langkah pertama untuk belajar apakah lingkungan bisa menudukung mikroba. Para ilmuwan umumnya sepakat bahwa selain air dan sumber energi seperti matahari, karbon organik merupakan prasyarat yang diperlukan bagi kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline