Wilhelm Dilthey ialah seorang filsuf dan sejarawan Jerman abad ke-19, ia dikenal karena kontribusinya yang signifikan dalam pengembangan pemahaman mengenai manusia dan masyarakat. Dilthey memainkan peran penting dalam menggagas metode hermeneutika dan membedakan antara ilmu pengetahuan humaniora dan ilmu pengetahuan alam.
Dilthey belajar di Universitas Heidelberg dan kemudian di Berlin, lalu ia terpengaruh oleh para pemikir besar seperti Friedrich Schleiermacher dan August Boeckh. Hal itu menjadi pengaruh dalam membentuk landasan filosofisnya yang melibatkan pemahaman mendalam mengenai fenomena humaniora.
Dilthey merumuskan perbedaan antara ilmu pengetahuan humaniora (Geisteswissenshaften) dan ilmu pengetahuan alam (Naturwissenschaten). Bagi Dilthey, ilmu pengetahuan humaniora melibatkan adanya pemahaman dan penafsiran mengenai kehidupan manusia, yang tidak dapat dijelaskan melalui metode ilmu pengetahuan alam yang berfokus pada penjelasan alamiah.
Konsep utama Dilthey ialah hermeneutika, pendekatan interpretatif yang digunakan untuk memahami teks, manusia, dan budaya pada konteks sejarah dan juga kehidupan mereka. Hermeneutika Dilthey terfokuskan pada pemahaman (Verstehen) sebagai kunci untuk dapat menafsirkan makna di balik tindakan manusia.
Adapun karya utama Dilthey, ialah:
- "Intoduction to the Human Sciences" (1883-1910): karya ini merupakan serangkaian esai yang menguraikan konsep kunci dalam filosofi humaniora Dilthey. Dilthey membahas peran pemahaman di dalam menggali makna dari pengalaman manusia.
- "Pattern and Meaning in History" (1920): karya tersebut membahas konsep struktur sejarah dan mencoba menemukan makna atau pola di dalamnya
- The Formation of the Historical World in the Human Sciences" (1905): di dalam karya inii, Dilthey menyelidiki pembentukan dunia sejarah manusia dan bagaimana cara kita dapat memahaminya melalui proses interpretatif
Pemikiran Wilhelm Dilthey mempunyai dampak yang signifikan pada berbagai bidang, termasuk sosiologi, teori sastra dan sejarah. Konsep hermeneutiknya dapat menjadi dasar bagi banyak studi interpretatif modern.
