Lihat ke Halaman Asli

Febrianto

Mahasiswa

Kesombongan Ilmu dan Riya': Penyakit Rohani dalam Kehidupan Manusia

Diperbarui: 14 Oktober 2023   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kehidupan manusia adalah perjalanan yang kompleks, diwarnai dengan berbagai pengalaman dan pencarian. Dalam perjalanan ini, ada dua penyakit rohani yang bisa membayangi kita: kesombongan yang dibawa oleh ilmu dan riya' yang melekat pada ibadah. Kedua penyakit ini, meskipun berbeda dalam sifat dan manifestasinya, memiliki potensi merusak esensi dari ilmu dan ibadah yang seharusnya membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT.

Kesombongan Ilmu:

Kesombongan ilmu adalah penyakit yang muncul ketika seseorang mulai merasa lebih unggul atau lebih berhak daripada orang lain karena pengetahuannya. Ilmu adalah karunia dari Allah SWT, dan seharusnya digunakan untuk kebaikan, pencerahan, dan pelayanan kepada sesama. Namun, ketika ilmu digunakan sebagai alat untuk membesarkan diri sendiri, ini adalah awal dari kesombongan ilmu.

Kesombongan ilmu dapat mengakibatkan isolasi sosial dan kehilangan perspektif yang sehat. Individu yang terjangkit kesombongan ilmu mungkin kurang sabar mendengarkan sudut pandang orang lain, merendahkan pengetahuan orang lain, dan bahkan menolak tahu bahwa mereka bisa salah. Kesombongan ilmu adalah penyakit rohani yang merenggut keberkahan dari pengetahuan dan menciptakan jarak antara individu dan Allah.

Riya' dalam Ibadah:

Riya' adalah penyakit spiritual yang muncul saat seseorang melakukan ibadah bukan semata-mata karena cinta dan ketaatan kepada Allah, tetapi untuk mendapatkan pujian, pengakuan, atau penghargaan dari orang lain. Ibadah yang seharusnya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah bisa tercemar oleh motif-motif yang sia-sia.

Riya' adalah penyakit yang lebih tersembunyi daripada kesombongan ilmu, karena seringkali hanya Allah yang tahu niat sejati seseorang. Ketika seseorang hanya melakukan ibadah untuk mendapatkan pengakuan atau pujian dari manusia, ibadah tersebut kehilangan nilai spiritualnya dan hanya menjadi pertunjukan.

Cara Mengatasi Penyakit-Penyakit Rohani:

Untuk mengatasi penyakit-penyakit rohani ini, perlu ada refleksi mendalam terhadap niat dan tujuan kita dalam ilmu dan ibadah. Ilmu harus digunakan untuk meningkatkan pemahaman kita, melayani manusia, dan mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk membesarkan diri sendiri. Ibadah harus tulus, hanya ditujukan kepada Allah, dan dilakukan dengan niat yang murni.

Tawakal kepada Allah dan kesadaran akan ketergantungan kita padanya adalah langkah awal dalam mengatasi penyakit-penyakit rohani ini. Kesadaran bahwa Allah adalah saksi sejati atas niat kita dan bahwa kita akan bertanggung jawab di akhirat harus memotivasi kita untuk menjaga hati dan niat kita selalu tulus.

Mengenali penyakit-penyakit rohani ini adalah langkah pertama menuju penyembuhan. Dengan kesadaran tentang risiko kesombongan ilmu dan riya' dalam ibadah, kita dapat berusaha untuk menjaga hati dan niat kita selalu bersih dan tulus dalam berbagai aspek kehidupan rohani kita. Pengetahuan yang rendah tanpa kesombongan dan ibadah yang tulus tanpa riya' adalah kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani kehidupan yang bermakna secara spiritual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline