Lihat ke Halaman Asli

Ebenhaezer Candela

S1 Teknik Mesin

Kelompok KKN 39 UNS Menyelenggarakan Sosialisasi Program Kerja dan Praktek Pembuatan Lubang Biopori

Diperbarui: 2 September 2024   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses Praktek Pembuatan Lubang Biopori oleh Mahasiswa KKN 39 UNS (Dokpri)

Sobokerto, 29 Juli 2024 -- Mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 39 telah sukses menyelenggarakan sosialisasi program kerja dan praktek pembuatan lubang biopori. Kegiatan ini mengundang 10 warga Dukuh Timorejo, Sobokerto yang memiliki lahan pertanian maupun perkebunan di daerah tersebut. Kegiatan sosialisasi ini bertempat di Mushola Al-Amin, sedangkan untuk praktek pembuatan Lubang Biopori dilaksanakan di 4 (empat) lahan pertanian warga yang terpilih.

Program sosialisasi dan praktek pembuatan lubang biopori ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lahan pertanian di desa melalui pengelolaan air dan tanah yang lebih efektif. Penanggung jawab program ini Ebenhaezer Candela mahasiswa program studi Teknik Mesin menyampaikan "Kegiatan ini diharapkan dapat membantu masyarakat, yang mayoritas adalah petani, dalam meningkatkan hasil pertanian mereka dengan memanfaatkan biopori sebagai salah satu solusi sederhana untuk mengatasi masalah drainase, meningkatkan kesuburan tanah, serta mengurangi potensi banjir dan genangan air di sekitar lahan pertanian."

Kegiatan sosialisasi dan praktek pembuatan lubang biopori ini diawali dengan pemberian materi terkait pentingnya biopori dan cara kerjanya. Sosialisasi ini mencakup pengenalan konsep biopori, manfaatnya untuk lahan pertanian, serta langkah-langkah pembuatannya. Setelah sesi teori, para warga diajak langsung untuk mempraktekkan cara membuat lubang biopori. Lubang biopori dibuat di lahan pertanian warga dengan kedalaman sekitar 50 cm dengan diameter lubang berkisar 10 cm, di mana lubang ini nantinya diisi dengan sampah organik yang akan diuraikan secara alami, menciptakan pori-pori di dalam tanah untuk meningkatkan penyerapan air.

Melalui program pembuatan lubang biopori ini, kami berharap masyarakat petani di Dukuh Timorejo dapat memahami pentingnya mengelola sumber daya air dan tanah dengan lebih baik. Dengan penerapan biopori, diharapkan lahan pertanian di desa ini akan menjadi lebih subur dan produktif, serta mampu menghadapi tantangan cuaca yang tidak menentu. Semoga program ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak jangka panjang bagi kemajuan pertanian di Dukuh Timorejo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline