Lihat ke Halaman Asli

Hadi

Tukang Buku

Pak Letnan, Pak Direktur, dan Raksasa Buas

Diperbarui: 7 November 2023   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berbicara tentang naga raksasa yang bernama komodo, kita harus berterima kasih kepada Letnan Jacques Karel Henri van Stein van Hensbroek. Saat itu, beliau adalah pegawai pemerintah kolonial yang ditugaskan di Flores. Pada tahun 1910, ia menerima laporan tentang adanya "Pulau Buaya" di sekitar tempat tugasnya. Di pulau tersebut ada makhluk aneh dan buas yang ditakuti oleh penduduk setempat. 

van Hensbroek memutuskan untuk menyelidiki sekaligus membuktikan keberadaan makhluk tersebut. Setelah beberapa hari berada di pulau tersebut, van Hensbroek pulang dengan membawa spesimen kulit dan foto makhluk yang dimaksud. Bukti-bukti tersebut lalu dikirimkannya ke seorang ahli Biologi bernama Pieters Ouwen. Saat itu, sang ahli biologi sedang bertugas di Bogor, di sebuah lembaga bernama Java Zoological Museum and Botanical Gardens. Lembaga ini kemudian dikenal dengan nama Kebun Raya Bogor. Jabatan Ouwen di lembaga tersebut adalah direktur.

Setelah meneliti spesimen dan foto yang dikirim dari Flores, Ouwen menyimpulkan bahwa hewan yang dimaksud adalah sejenis kadal raksasa. Berbagai temuan fosil kadal raksasa memang sudah menjadi buah bibir sejak awal 1800-an, tetapi tidak satu pun yang menyatakan bahwa mahluk tersebut masih ada. Ouwens lalu memberi nama kadal raksasa tersebut Varanus komodoensis. Nama yang disandang hingga kini.

Hewan ini hanya ada di Pulau Komodo dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Jumlahnya diperkirakan 5 ribu ekor dengan populasi terbanyak terdapat di Pulau Komodo. Panjang hewan ini rata-rata 2,5 m tetapi jika kondisinya memungkinkan, dapat tumbuh sampai 3 m. Berat rata-ratanya adalah 50 -- 100 kg. Hewan ini tercatat sebagai biawak terbesar di dunia.

Komodo menduduki kasta tertinggi dalam rantai makanan di pulau-pulau tempat tinggalnya. Mungkin, kondisi inilah yang membuatnya terhindar dari kepunahan. Praktis tidak ada predator lain yang mampu menyaingi komodo di habitat aslinya. Hewan buas ini memakan apa saja yang mengandung daging yang ada di sekitarnya. Mulai dari serangga, burung, sampai babi dan kerbau liar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline