"Adikku, Raden Ayu Kamelia! Maafkan mbakyumu ini bila mengganggu istirahat siangmu!" Tukas Kanjeng Gusti Ratu Azijah agar adiknya tidak menaruh curiga bila sedari tadi sebetulnya dia lama mengamati di sebelah tempat tidurnya dan jadi ingat akan masa lalu yang kelam dari adik satu-satunya yang dia sayangi.
G.R.Ay Kamelia hanya terdiam dan masih berusaha serta mencerna maksud dari kalimat kakaknya karena baru setengah sadar akibat baru bangun dari tidur siangnya.
Semua kelelahan pikirannya itu akibat beban pikiran dan hatinya yang masih kebingungan karena dia tidak pernah mengira akan bertemu dengan anak kandungnya, Rizqita Hayyu, meskipun semua itu belum bisa dipastikan kebenarannya.
Mungkin hanya kebetulan ada kesamaan nama. Namun, hatinya menjadi gelisah dan ragu saat melihat adanya tanda lahir berupa tahi lalat di pipi kiri dan pundak Rizqita Hayyu. Itu adalah tanda lahir terakhir yang dia kenang di malam 23 tahun lalu saat dipisahkan dari bayi perempuannya.
Baca Juga : Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 1)
"Adikku!, Mohon izin, hemm...bolehkah mbakyumu ini ikut denganmu untuk bertemu dengan Rizqita Hayyu yang telah berubah nama depannya menjadi Nasyabilla? Saya juga jadi penasaran apakah benar itu adalah Rizqita Hayyu anakmu yang dulu atau bukan?"
Suara kakaknya, Kanjeng Gusti Ratu Azijah membuat G.R.Ay Kamelia terdiam sejenak namun segera menjawab dengan mata yang terlihat senang dan terharu.
"Justru itu yang saya harapkan, mbakyu!"
"Maaf, saat tadi di kamar mbakyu, saya takut bila mbakyu Kanjeng Gusti Ratu Azijah tidak berkenan atau tidak percaya dengan cerita saya!" Tambah G.R.Ay Kamelia dengan cepat sebelum kakaknya menjawab.
Baca Juga : Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 2)