Lihat ke Halaman Asli

Eko Adri Wahyudiono

TERVERIFIKASI

ASN Kemendikbud Ristek

Era di Masa Joseon King's Path, Saur Sepuh dan Undecided Voters

Diperbarui: 17 Desember 2023   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

King's Path, Jalan khusus dengan 3 lajur di dalam istana Gyeongbokgung, Seoul. | Sumber gambar dokumen pribadi

Ada rasa gatal di punggung ini dan untuk menggaruk kulit agar rasa gatal yang mengganggu ini bisa berkurang, ternyata sulit juga bila sendirian. Terkadang jengah juga bila meminta orang lain yang terdekat untuk menggaruk punggung kita. Mau tidak mau, terpaksa kita harus menahan rasa gatal di punggung meskipun tidak nyaman.

Itu adalah kalimat untuk menggambarkan betapa sulitnya perasaan di hati dan pikiran ini untuk mengekspresikan dalam bentuk artikel yang mengulas tentang para pemilih bimbang karena banyaknya faktor conflict of interest dari pemilih sendiri, pembuat dan pemangku kebijakan maupun dari para konstituen kepartaiannya juga.

Saat membahas pemilihan suatu jabatan atau kedudukan di satu pemerintahan, sungguh terasa complicated dalam menuangkannya namun juga tidak ada salahnya bila flashback sebentar ke pemerintahan di masa lalu sambil menunggu hasil debat capres dan cawapres 2024 yang sedang ramai di jagat media elektronik dan sosial kita untuk menarik hati para pemilih bimbang (undecided voter).

Tahukah Anda dengan Joseon King's Path di Korea Selatan?

Setiap tugas ke Korea Selatan, ada satu hal menarik perhatian saat mengunjungi Istana Raja yang banyak tersebar di beberapa kota bahkan juga ada di Gyeongbokgung, Istana terbesar yang di kota Seoul (dulunya bernama Hanyang). Ada jalan setapak dari batu datar yang terdiri dari 3 lajur yang terpisah.

Batu persegi yang ditata rapi lajur tengah itu adalah jalan khusus untuk Raja. Sedangkan di sebelah kirinya, untuk Ratu. Lajur sebelah kanan dibiarkan kosong, karena itu jalan untuk dewa yang mendampingi raja.

Barang siapa saja yang berani menginjakkan kaki atau berjalan di lajur milik Raja atau Ratu, vonis hukuman mati sudah pasti akan dijatuhkan pada mereka. Hanya pemilik jalan setapak, yaitu Raja dan Ratu yang bisa mengampuni nyawa mereka.

Semua abdi istana dan masyarakat di masa Joseon sudah mengetahuinya. Mereka menerima semua peraturan yang ditetapkan di masa kerajaan kuno itu tanpa berani memprotesnya karena mereka percaya bahwa setiap orang sudah punya jalan takdir dan nasibnya masing-masing. Mau jadi budak, orang biasa, pejabat istana atau raja sudah ditentukan sejak lahir mereka.

Baca Juga: Istana Gyeongbokgung dan Jasa Sewa Hanbok: Perlukah ditiru atau diadopsi?

Bagaimana dengan Kisah Kerajaan Saur Sepuh?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline