Membaca berita di tanah air tentang dua anak kecil yang mengalami kecelakaan sepeda, skuter listrik baru-baru ini, mau tidak mau telah membuat berbagai lapisan masyarakat khususnya pengguna jalan raya menjadi berbeda pendapat dalam bersikap.
Tidak adanya regulasi yang mengatur secara ketat tentang sepeda skuter listrik ini. Mau diikutkan jenis sepeda motor, tapi saat ada tilang langsung kendaraan, pengendaranya segera mengayuhnya seolah-olah ikut jenis sepeda biasa.
Juga batasan usia yang secara jelas mengatur siapa saja yang boleh mengendarainya. Apakah pengendara juga diwajibkan untuk memiliki SIM?
Juga, kendaran sepeda skuter listrik itu boleh melintas di jalan raya utama apa tidak?
Sebetulnya masih banyak pertanyaan yang jawabannya harus segera didiskusikan mengingat hal regulasi sepeda sekuter listrik itu sangat perlu untuk segera diluncurkan. Jadi, jangan, bila sudah banyak kasus kecelakaan terjadi, barulah dibuatkan regulasi hukumnya.
Fenomena Sepeda Sekuter Listrik di Vietnam
Senyampang berada di Kota Ho Chi Minh dan kota Quy Nhon, Vietnam bagian tengah agak pinggir, saya mencoba untuk 'berburu' info tentang permasalahan per-sepedamotor-an di berbagai kota di Vietnam.
Mengawali jalan-jalan dari Kota terbesar di Vietnam, yaitu Ho Chi Minh, sahabat saya orang Vietnam yang bersedia menjadi pemandu, Mr. Trang DJ, menjelaskan bahwa jumlah penduduk Vietnam ada 100 juta jiwa, namun yang tinggal di kota Ho Chi Minh saja sekitar 14 juta jiwa.
Nah, hal yang mengagetkan, ternyata jumlah sepeda motor di Kota Ho Chi Minh saja sudah mencapai 7 juta dan hampir 1 juta buah lagi untuk sepeda sekuter listrik. Itu artinya, jumlahnya sudah lebih dari 50% jumlah warganya.
Tidak heran, betapa ruwetnya arus lalu lintas di Kota Ho Chi Minh. Terlebih, adanya sepeda, skuter listrik tak bersuara dan tak berlampu yang berjalan zig-zag berusaha menerobos kemacetan.
Pengendara yang rata-rata anak sekolah tersebut terlihat banyak yang tidak memakai helmet sebagai pelindung kepala.