Lihat ke Halaman Asli

Eko Adri Wahyudiono

TERVERIFIKASI

ASN Kemendikbud Ristek

Nabung Bersama Pacar, Spekulasi Berani atau Investasi Ceroboh?

Diperbarui: 8 Juni 2023   03:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi remaja pacaran. (sumber: shutterstock via kompas.com)

"Biasanya orang yang jatuh cinta itu saat dalam kondisi mabuk di lautan asmara, dan selalu terbuai mimpi dalam dunia pernikahan. Namun, memilih bercerai saat mereka mulai sadar dan terbangun".

Saat Dewi Amor, yaitu dewi cinta menyuruh si Cupit, anak kecil bersayap sambil membawa busur dan anak panah untuk menembak hati seseorang yang lagi mabuk asmara, di situlah logika anak Zeus mulai hilang dan hanya mempunyai perasaan indah saja yang dominan.

Itulah legenda dari Yunani dan semua itu hanya fatamorgana di dunia asmara. Mereka yang terpanah oleh Cupit, tidak bisa membedakan makna hakiki akan Cinta sejati. Mereka tidak menyadari bahwa Cinta dan Benci itu garis batasnya tipis dan bisa berpindah tempat secara cepat.

Sungguh, tema asmara memang selalu menarik untuk dibahas bersama, terutama bagi mereka yang saat sedang 'jadian' dengan seseorang, atau katakanlah lagi pacaran.

Bagi mereka yang telah terpanah, pasti dunia ini serasa milik berdua, bahkan orang lain di sekitarnya akan dicuekin aja dan dianggap sebagai orang yang hanya numpang atau ngontrak. Sedangkan bagi para Jomblo, udahlah! Sebaiknya jangan ngiri ya!, bila melihat mereka. Saran saya, mending Anda nganan aja deh!

Siapa yang mampu melarang anak pacaran?

Pacaran yang dianggap sebagai hubungan asmara yang khusus, tujuannya untuk mengenal lebih dekat kelemahan dan kelebihan calon pasangan kelak sebelum hidup berumah tangga selamanya adalah motivasi mengapa mereka sudah mulai berani berpacaran sejak masih berada di bangku sekolah atau kuliah.

Dilarang? Siapa juga yang mampu melakukannya? Orang tua atau guru sekali pun tidak akan bisa mencegahnya. Justru, semakin dilarang, mereka akan semakin berani dan bisa menjadi penyesalan semua pihak di belakang hari bila nekat.

Bagi mereka yang mampu dan berhasil menjalani fase masa berpacaran, dalam tanda kutip, bukan karena Cinta Monyet seperti halnya anak sekolah dasar, menengah pertama atau atas (SD, SMP dan SMA) yang sudah merasa bahagia bila berpandang-pandangan saja, bisa jadi akan memberikan pembelajaran hidup yang positif. pada fase berumah tangga.

Tapi semua itu merupakan fase awal saat kita semua mulai dari masa puber, remaja, dewasa dan tua. Ketertarikan pada lawan jenis adalah satu anugerah umat manusia di dunia dan itu ada masanya.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline