Lihat ke Halaman Asli

Eko Adri Wahyudiono

TERVERIFIKASI

ASN Kemendikbud Ristek

Melihat Sejarah Mudik Gratis, Masih Nyamankah?

Diperbarui: 16 April 2023   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mudik dengan pesawat. /koleksi pribadi

Mungkin kita baru mengetahui bahwa kata 'MuDik', itu merupakan akronim dari Bahasa Jawa, yaitu 'Mulih Diluk"

Kata itu berarti Mulih, yang berarti 'pulang' dan Diluk yang berarti 'hanya sebentar'. Nah, siapa juga yang iseng membuat akronim itu tidak diketahui secara pasti, namun rasanya mengena juga maknanya.

Fenomena Mudik atau  pulang sebentar ke kampung halaman setelah sekian lama merantau di kota atau daerah lain yang jauh dari tempat kelahirannya, sebenarnya sudah ada dari zaman dulu.   

Hanya saja menjadi satu tradisi tersendiri tidak hanya di negara kita lho! Bahkan negara Jepang atau Korea Selatan juga punya istilah mudik itu sendiri.

Mau tahu? Jika di Jepang, namanya Obon Matsuri, yang biasanya jatuh pada tanggal 15 Juli setiap tahun. 

Banyak orang berbondong-bondong pulang ke Furusato (Kampung halaman) untuk 'nyekar' kepada arwah para leluhur. 

Itu sama dengan kita saat mudik, rata-rata para mudikers (orang yang pulang kampung), juga banyak yang berkunjung ke makam untuk mendoakan dan membersihkannya.

Sedangkan yang ada di Korea Selatan, istilah Chuseok. Hanya saja, mudik di Korea selatan ini juga untuk festival panen raya. 

Mereka libur selama 3 hari. Istilah Chuseok (Baca Chusok), biasanya jatuh pada tanggal 28 - 30 September setiap tahunnya dipergunakan oleh warga Korea Selatan untuk bersembahyang dan mendoakan para leluhur.

Dari dua negara tersebut, yaitu Jepang dan Korea Selatan, semua warganya akan pulang kampung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline