Lihat ke Halaman Asli

Eko Adri Wahyudiono

TERVERIFIKASI

ASN Kemendikbud Ristek

Outfit untuk Taraweh: Bebas Sajalah! Itu Hanya Perhiasan Dunia!

Diperbarui: 10 April 2023   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Outlet busana muslim. Foto Dokumen pribadi.

"Wahai, anak cucu Adam! Sesungguhnya kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi, pakaian taqwa itulah yang lebih baik bagimu! " (QS : al A'raf ; Ayat 6).

Jika kita membahas outfit untuk salat teraweh, rasanya santai sajalah. Kenakan apa saja yang menurut kita pantas dan tidak berlebihan. Asalkan, dari semua pakaian itu, syaratnya haruslah menutup aurat kita.

Yaitu, menutup seluruh badan kecuali telapak tangan dan wajah bagi kaum hawa. Sedangkan kaum pria, lebih bebas, dengan catatan harus menutup bagian tubuh antara pusar dan lutut.

Di ulasan ini bukan untuk memperdebatkan bila ada pertanyaan, berarti pusar dan lutut itu sendiri bukanlah aurat?

Jika seperti itu, pelemik akan tafsir Al Qur'an akan semakin meluas. Justru, fokus saja pada arti kata 'Aurat' itu. Makna sesungguh adalah 'cacat'. Jadi, bagian yang cacat dari anggota tubuh kita itu yang harus ditutupi pakaian.

Berarti pakaian yang kita kenakan dan dikenal dengan pakaian gamis itu adalah pakaian taqwa?.

Jika ada yang betpendapat demikian, istilah itu sah dan wajar saja, namun itu hanyalah sekedar perhiasaan luar dan tidak mewakili keimanan dan ketaqwaan dalam diri kita mulai dari lisan, perbuatan, pikiran, dan hati manusia dari yang mengenakannya.

Coba amati saja!, berapa banyak yang segera berubah alim dengan mengenakan jubah yang longgar ala timur tengah untuk penampilan agar dianggap orang yang paling bertaqwa, beriman dan pasti masuk Surga.

Mau contoh? Masih ingat kasus penggandaan uang dan pembunuhan yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng dari Probolinggo? Dia mengaku sebahai ustadz dengan berpakain muslim lengkap beserta surbannya.

Masyarakat yang tidak pandai berliterasi menganggap bahwa dengan mengikuti Dimas Kanjeng pasti akan jadi kaya raya, masuk Surga dan dipandang sebagai muslim yang bertaqwa. Hal ini yang perlu pencerahan akan logika akal pikirannya.

Padahal semua itu hanya tipu muslihat saja demi nafsu duniawi dirinya dengan berpura-pura alim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline