Lihat ke Halaman Asli

Eko Adri Wahyudiono

TERVERIFIKASI

ASN Kemendikbud Ristek

"Alip Ba Ta dan Dimas Senopati, Juga Termasuk Pengemis Online?"

Diperbarui: 18 Januari 2023   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermain gitar finger style. Dokumen pribadi

Saya sedikit terkejut saat menerima pertanyaan, namun seperti satu pernyataan di telinga saya.

Kalimat itu berasal dari salah satu murid saya yang sangat cerdas dalam berliterasi. Alip Ba Ta dan Dimas Senopati, juga termasuk bisa dianggap sebagai pengemis online?

Saya jadi ingat bahwa "Mengemis online", adalah topik yang sedang ramai dibicarakan para netizen dan diulas juga oleh para pemerhati Kompasiana akhir-akhir ini. Unik dan menarik juga artikelnya, karena diulas dari berbagai perspektif yang berbeda-beda.

Pembuatan berbagai jenis konten portal intenet demi meraup cuan bisa jadi dikategorikan sebagai para pengemis online bila semua itu di-gebyah uyah (samaratakan).

Saat kita mengirim link ke group media sosial dari kanal YouTube, Instagram, Twitter, atau Facebook dan meminta para netizen untuk me " Like"  dan men-"Subscribe"-nya, jangan-jangan juga bisa dimasukkan ke ranah 'pengemis online' tersebut.

Apakah seperti tersebut di atas definisinya dari pengemis online?

Semua tergantung dari tingkat kecerdasan masyarakat juga dalam berliterasi. Mereka pada umumnya berasal dari etnis, usia dan tingkat pendidikan yang beragam.

Jadi, tidak salah bila pemahaman mereka juga berbeda-beda pula.

Selama tidak terjadi gesekan sosial, semua pendapat yang berbeda itu dianggap sah-sah.

Banyak yang membuat konten di media sosial dengan berlindung sebagai "konten kreatif" demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah bila mampu mendapatkan banyak 'Like' dan 'Subscribe'.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline