Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Fauzan Fatah Yasir

Mahasiswa Fisika Undip

Artificial Intelegents part I : arti penting peran manusia dalam pemrograman

Diperbarui: 31 Maret 2024   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Canva Editor

(31/03/2024/ Semarang) pesimis dan putus asa dengan persaingan teknologi yang dimiliki antar negara merupakan hal yang pasti dimiliki oleh manusia diseluruh penjuru dunia, bahkan manusia yang tinggal dinegeri yang penuh dengan teknologi paling mutakhir sekalipun akan tetap takut tertinggal oleh manusia dari negeri lain

bahkan sekarang bukan hanya antara manusia dengan manusia, tapi perang dingin mulai muncul dengan munculnya robot ditengah-tengah manusia, entah kapan gempuran berdarah dari robot dengan sokongan kaum rakus uang itu dimulai, saya yakin nilai-nilai yang ada pada manusia ciptaan Tuhan tidak akan tergantikan

salah satunya mungkin kita bisa ambil inspirasi dari pembuatan algoritma pemrograman untuk menyelesaikan operasi dasar matematika berikut, umumnya AI memerlukan data-data yang sudah dibuat, dengan itu mereka bisa belajar (hampir) mirip dengan manusia, setiap nilai terbaik pada keberhasilan metode yang manusia buat diambil dan kegagalan metode yang manusia buat akan dibuang, anggapan paling umumnya, kegagalan metode yang sering dialami manusia bernilai buruk oleh robot AI sehingga perlu dibuang dan sayangnya sesama manusia pun melakukan hal yang sama pada metode hasil usaha manusia lain

penggunaan pemodelan matriks untuk menyelelasaikan operasi dasar matematika tersebut, alih-alih menggunakan data base yang dikumpulkan dan membandingkan hasil-hasil manusia sebelumnya, programmer mungkin bisa secara acak atau terilhami entah bagaimana caranya oleh selain dari database hasil manusia pada pemrograman itu, jadi kita misalkan pada database itu hanya ada penyelesaian dengan kalkulator umum, dimana algoritma nya :

1. memasukkan angka
2. memilih operasi
3. memasukkan angka lagi
4. lalu menanyakan user apakah mau melakukan operasi lagi?
5. jika ya maka masukkan lagi angkanya dan memilih operasi lagi secara terus menerus
6. jika tidak maka tampilkan hasil

algoritma ini mungkin terlihat sederhana dan terlihat bisa mudah dijalankan, tapi bagi komputer ini bisa saja memunculkan masalah, seperti misalnya dalam jika pada penulisan programnya tidak memuat aturan perkalian harus didahulukan, aturan tanda kurung harus didahulukan, aturan pembagian dengan angka 0 pada berbagai kasus-kasus lain yang tak terduga seperti yang memasukkan nilai dan operator nya adalah anak sekolah dasar, atau program mengambil nilai dan operator gamblang langsung dari scanning kamera disoal bukan dari user dsb

 nah programmer yang tak terbatas pada database pemrograman operasi dasar matematika ini akan berpikir pemilihan operator dasar matematika lain, bahwa sebenarnya operator bisa dipilih satu kali saja dan penentuan angkanya dioperasikan perkalian atau pembagian bisa dilihat tanda yang disebelah kanannya saja, pemilihan operator pengurangan bisa dialihkan dengan input angka negatif dan tentu saja operator pembagian dengan angka pecahan atau desimalnya.

jadi programmer hanya perlu mengumpulkan dan mengelompokkan angkanya saja berdasarkan operator yang ada disebelah kanannya, algoritma nya :

1. kumpulkan angka dengan simbol operator yang sama disebelah kanannya
2. operasikan angka sesuai operatornya

Disini programmer menggunakan database kehidupan, dimana dia mempelajari masalah yang akan muncul, berbagai macam ilmu pemodelan, ilmu alam dan sosial, dsb yang bisa membuat penyelesaian masalah yang lebih komprehensif , efektif dan efisien, tentu saja menyesuaikan konteks permasalahan yang ada.

bisa kita bandingkan kode programnya antara yang menggunakan pemodelan matriks dengan dan tanpa pemodelan matriks

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline