Lihat ke Halaman Asli

Cermin Yang Terbelah Dua

Diperbarui: 13 Juli 2015   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kehidupan yang kita jalani tidak selalu menjadi seperti yang kita angankan. Ketika kita dihadapkan pada satu masalah, baik masalah pribadi atau masalah orang lain, sering kita becermin pada masalah orang yang lain lagi. Padahal kita menyadari kalau tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan menggunakan cermin orang lain atau cermin yang sama.

Jadi pada saat kita memaksakan menyelesaikan masalah yang kita hadapi menggunakan cermin orang lain, maka lebih banyak kita mengalami kegelisahan yang akan berakhir dengan keputusasaan. Sebagai contoh, suatu ketika seorang sahabat (saat SMA hingga kini) curhat lewat bbm, dia mengatakan kalau suaminya ada main dengan seorang perempuan (menurut berita yang dia dengar).

Dan teman saya ini menyelesaikan masalahnya menggunakan cermin orang lain yang dia dapatkan saat curhat pada teman yang lain tanpa dia memeriksa apakah cermin itu sesuai untuknya. Jadi saat dia memaksakan menyelesaikan masalahnya menggunakan cermin itu, pada akhirnya cermin itu terbelah dua. Ketika cermin itu tinggal sebelah, teman saya masih memaksakan diri bercermin dengan itu, yang akhirnya cermin itu pecah berantakan.

Karena sahabat saya itu curhat setelah cerminnya pecah berantakan, tidak ada yang bisa saya katakan selain kembalikan perkara ini pada Tuhan. Karena semua perkara datangnya dari Dia, dan hanya Dia yang bisa mengembalikan setelah berbagai cara sudah kita upayakan.

@office131211

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline