Lihat ke Halaman Asli

Earth Hour Lebih dari Sekadar Kampanye Mematikan Lampu

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana diskusi KUMBANG 2014 l © WWF-Indonesia/Irwan CITRAJAYA

Oleh: Davin Rusady

[caption id="" align="aligncenter" width="430" caption="Suasana diskusi KUMBANG 2014 l © WWF-Indonesia/Irwan CITRAJAYA"][/caption]

Apakah setiap kota di Indonesia memiliki bahasa yang sama? Jelas tidak. Dengan puluhan kepala, dengan cara berpikir yang berbeda-beda, setiap kota pendukung gerakan ini sudah jelas memiliki karakter kampanye yang berbeda-beda sesuai kondisi sosial, budaya, dan kebiasaan masyarakat di setiap kota pendukung yang mempunyai keunikannya masing-masing.

Kumbang yang diadakan oleh Earth Hour Indonesia hadir untuk menyamakan visi dan misi Earth Hour bagi para inisiator dari kota-kota yang baru bergabung dengan Earth Hour Indonesia. Hingga tahun ini, total kota yang menginisiasi gerakan Earth Hour sudah berjumlah 37 kota, meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara.

“Gerakan Earth Hour perlu diadakan karena -tidak dipungkiri- setiap kota punya permasalahan lingkungan. Acara Kumbang ini sangat menginspirasi. Melalui ilmu yang didapat, Semarang akan memaksimalkan lagi kampanye online dan media massa. Sejauh ini, pelaksanaan Earth Hour di Semarang sudah siap. Di tahun berikutnya, perlu diadakan aksi-aksi seperti Car Free Day bersama di kota pelaksanaan Kumbang.” – Earth Hour Semarang

Program kerja dan kampanye adalah amunisi utama gerakan Earth Hour Indonesia yang perlu mendapat perhatian karena kesadaran masyarakat di Indonesia secara umum tentang urgensi lingkungan di sekitar tempat tinggalnya sendiri masih perlu mendapat perhatian. Mengapa muncul dua kali kalimat ‘perlu mendapat perhatian’? Karena saat ini, Earth Hour Indonesia hadir untuk mengajak dan mengingatkan masyarakat agar semakin peduli pada lingkungan, terutama di sekitar tempat tinggalnya. Mungkin juga hal tersebut disebabkan pemikiran remeh sebagian orang terhadap isu lingkungan karena munculnya gerakan-gerakan peduli lingkungan, seperti ‘Ah, sudah ada yang nanganin kok. Itu kan juga tugas pemerintah. Terima beres aja.’

“Tidak menunggu pemerintah mengajak masyarakat untuk hemat energi karena kami sudah sadar, lakukan dan ajak semua beraksi bersama” – Earth Hour Surabaya

“Sudah banyak komunitas lingkungan di Solo. Mengapa perlu ada Earth Hour? Karena Earth Hour adalah penyatu komunitas-komunitas yang ada di Solo. Pemerintah di Solo juga sudah memperbanyak ruang terbuka hijau dan sosialisasi transportasi publik.” – Earth Hour Solo

Pembangunan yang dilakukan secara besar-besaran telah menjadi tantangan baru bagi lingkungan, salah satunya potensi terjadinya bencana alam skala besar.

Dalam salah satu sesi di KUMBANG juga dibahas mengenai pembuatan kampanye yang baik. Untuk membuat sebuah kampanye yang baik sendiri harus memenuhi prinsip-prinsip kreatif, seperti SMART (Simple, Measurable, Achievable, Relevant, and Timebound):

·Sederhana (simple)                  : sesuatu yang sederhana dan memmiliki pengaruh yang besar

·Terukur (measurable)            : harus mampu mengukur apa yang telah dicapai

·Dapat Dicapai (achievable)  : sangat memungkinkan untuk dilakukan dan realistis

·Sesuai Kondisi (relevant)      : harus masuk akal

·Terikat Waktu (timebound)  : harus sejalan dengan agenda dan diadakan pada momen yang tepat

“Terjadi konflik antara manusia dengan hewan-hewan. Belum mengenal alat-alat komunikasi canggih yang notabene dapat menekan angka pemakaian kertas, namun banyak teman-teman di sana yang sudah menekan angka penggunaan kertas secara masif.” – Earth Hour Pontianak

Sampah hampir pasti akan selalu ada, namun perlu usaha untuk membuat sampah tersebut menjadi bermanfaat, tidak menggunung begitu saja, dan memicu efek Gas Rumah Kaca. Banyak cara telah dikembangkan untuk mentransformasi sampah menjadi lebih bermanfaat, salah satunya dengan mengolah sampah organik yang sebagian besar berasal dari kegiatan rumah tangga menjadi pupuk kompos.

“Bali memiliki banyak tempat wisata yang menarik, namun lagi-lagi sampah menjadi masalah utama bagi pariwisata. Ketika Bali sudah tidak indah lagi, apa masih ada wisatawan yang mau berkunjung ke sana?” – Earth Hour Denpasar

Amplified, multiplied, dan globalised yang berarti menguatkan, menggandakan, dan mendunia, diangkat sebagai tema Earth Hour tahun ini. Diharapkan bahwa cakupan gerakan ini akan berkembang semakin luas dan terus menginspirasi banyak kalangan di tahun-tahun berikutnya karena menyelamatkan bumi berarti menyelamatkan manusia.

”Pergerakan lahir karena pada hakekatnya dilahirkan oleh tenaga-tenaga pergaulan hidup sendiri. Pemimpin pun bergerak karena hakekatnya tenaga-tenaga pergaulan hidup itu membikin ia bergerak. Bukan fajar menyingsing karena ayam jantan berkokok, tapi ayam jantan berkokok karena fajar menyingsing.” – Bung Karno dalam tulisan Mencapai Indonesia Merdeka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline