Umat Muslim diperintahkan untuk berpuasa selama Ramadhan sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu. Saat ini semakin banyak ilmuwan yang mengungkap manfaat puasa untuk kesehatan mental maupun kesehatan fisik. Meski puasa Ramadhan kali ini masih di tengah pandemi Covid-19, kita tidak perlu khawatir, karena selama menerapkan pola makan yang baik, imunitas tubuh akan tetap terjaga, bahkan akan mendapatkan berbagai manfaat kesehatan.
Puasa Ramadhan yang memiliki manfaat bagi kesehatan, fisik, mental maupun spiritualnya dengan tujuan menjadi pribadi yang bertakwa. Selain itu juga memiliki sisi edukasi yang sangat banyak diantara lain sebagai berikut:
Pertama, puasa mendidik hati dan jiwa kita untuk menjadi pribadi yang ihlas, yaitu melakukan segala sesuatu dengan standar dan tujuan karena Allah SWT. Hal tersebut karena syah dan tidaknya puasa, batal dan tidaknya, ihlas dan tidaknya, yang mengetahui hanya pribadi orang yang berpuasa dan Allah SWT. Maka dengan puasa, hendaknya setiap orang dapat mengembangkan seluruh perbuatannya dengan orientasi hanya kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman: "Dan tidaklah mereka diperintah kecuali untuk menyembah Allah dengan ihlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama." (QS. Al-Bayyinah: 5).
Kedua, puasa mendidik kita untuk memberi fokus pada kehidupan akhirat, di sela-sela kesibukan kita dengan urusan dunia. Maka orang yang berpuasa bukan hanya rela menahan diri dari kebutuhan makan, minum, dan seksualnya, melainkan lebih dari itu siap mengontrol pembicaraan, pendengaran, perbuatan dan hatinya demi untuk menggapai ridha Allah SWT. Allah SWT berfirman: "Dan sungguh, yang kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu dari pada yang permulaan (dunia)." (QS. Ad-Duha: 4).
Ketiga, puasa mendidik kita sebagai pribadi yang gemar beribadah kepada Allah SWT dengan tanpa melakukan bantahan, sanggahan, dan keberatan apapun bila diperintah oleh Allah SWT. Hal tersebut karena ketundukan dan ibadah merupakan fitrah manusia yang sejalan dengan ketundukan seluruh makhluk Tuhannya.
Maka orang yang berpuasa akan menyelesaikan ibadahnya sesuai syariat Tuhan sebagai bentuk ketundukan dan ibadah kepada Tuhan. Allah SWT berfirman: "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk menyembah kepadaku." (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Keempat, puasa mendidik kita agar memiliki rasa kebersamaan sesama muslim di dalam menjalankan kebajikan, sebab dengan kebersamaan tersebut ibadah puasa yang pada asalnya berat menjadi ringan. Maka kewajiban puasa yang mengenai pada setiap jiwa muslim yang baligh menjadikan sifat dari ibadah puasa yang berat menjadi ringan karena setiap pribadi merasakan kebersamaan. Allah SWT berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183).
Kelima, puasa mendidik kita agar selalu ingat kepada kaum fakir dan miskin. Dengan ketaatan kita menahan rasa lapar dan haus, dan mungkin sebagian lagi lemas untuk beraktivitas merupakan salah satu upaya untuk ikut merasakan perasaan yang sama yang dirasakan oleh kaum fakir miskin. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. (QS. Al-Baqarah: 184
Jika puasa yang kita lakukan berhasil mendidik diri kita mencapai lima hal tersebut dan mengimplementasikannya pada saat dan di luar bulan puasa, maka kiranya dapat dikatakan bahwa puasa kita tidak keluar dari maksud dan tujuannya. Wallahu A'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H