Lihat ke Halaman Asli

Early Kusumaningtyas

HR Enthusiast/Technical Recruiter/Writer/Teacher/Breast Cancer Warrior

Menghadapi HR yang Toxic: Tantangan dan Solusi untuk Karyawan dan Manajemen

Diperbarui: 6 Agustus 2024   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Own Design via Canva Pro

Dalam lingkungan kerja yang ideal, departemen Human Resources (HR) berperan sebagai penghubung antara karyawan dan manajemen, menjadi pilar dukungan yang memastikan kesejahteraan karyawan dan kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan. Namun, tidak jarang kita menemui situasi di mana HR menjadi sumber masalah, bersikap toxic, dan bahkan membiarkan pelanggaran terjadi. Artikel ini membahas dampak negatif HR yang toxic, penyebabnya, serta solusi untuk mengatasi situasi ini.

Dampak HR yang Toxic di Perusahaan

1. Penurunan Moral dan Motivasi Karyawan
Karyawan yang merasa tidak didukung oleh HR cenderung mengalami penurunan moral. Mereka merasa tidak aman dan kurang dihargai, yang berdampak pada motivasi kerja dan produktivitas mereka.

2. Kejadian Pelanggaran yang Tidak Terkendali
HR yang tidak berfungsi dengan baik seringkali menutup mata terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi, seperti diskriminasi, pelecehan, atau ketidakadilan dalam penanganan keluhan. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat dan berbahaya.

3. Meningkatnya Turnover Karyawan
Karyawan yang merasa tidak dilindungi atau diabaikan oleh HR cenderung mencari pekerjaan lain. Tingginya tingkat turnover dapat mengganggu stabilitas dan efisiensi operasional perusahaan.

4. Kehilangan Reputasi Perusahaan
Jika perilaku HR yang toxic dibiarkan, reputasi perusahaan di mata calon karyawan dan publik bisa menurun. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menarik talenta terbaik.

Penyebab HR yang Toxic

1. Kurangnya Pengawasan yang Memadai
Manajemen yang tidak mengawasi kinerja HR secara ketat bisa menjadi penyebab utama. Ketika HR tidak diawasi, mereka dapat menyalahgunakan kekuasaan dan bertindak sesuai kepentingan pribadi.

2. Lip Service dan Koneksi dengan Manajemen
Beberapa HR mungkin berhasil memanfaatkan kemampuan berbicara dan koneksi untuk menciptakan citra positif di mata manajemen, meskipun sebenarnya mereka tidak menjalankan tugas dengan baik. Hal ini memungkinkan mereka untuk tetap berada di posisi kekuasaan tanpa akuntabilitas.

3. Budaya Perusahaan yang Kurang Sehat
Budaya perusahaan yang tidak mementingkan kesejahteraan karyawan atau etika kerja yang baik dapat memberikan ruang bagi HR yang toxic untuk berkembang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline