Lihat ke Halaman Asli

Tren Bisnis 2012

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menjelang tahun baru, tahun 2012 tentunya sedikit banyak ada perubahan di sana sini, terutama mengenai tren fashion, tren makanan, tren hiburan, ataupun tren kesenian. Memang gejala ini bisa dilihat sejak sekarang, namun tak banyak yang menyadari bahwa di balik itu semua ada peluang yang bisa dimanfaatkan, terutama untuk usaha dengan modal sedang, bukan pengusaha dengan modal capital yang berpeluang untuk memonopoli ekonomi dalam bidang tertentu misalnya. Katakanlah, dalam bidang pertambangan siapa yang bisa bersaingi setidaknya menjadi “underdog” bagi perusahaan-perusahaan capital raksasa seperti Pertamina, Exxon Mobil, Newmont, Freeport, ataupun perusahaan-perusahaan tambang besar yang bersebaran di luar jawa.

Nah, yang akan dibidik pada tulisan ini adalah usaha menengah (mikro) bagi pengusaha level menengah ke bawah (low and intermediate), yang ingin merintis usaha baru bagi trend di tahun 2012. Bagi saya, yang perlu diperhatikan adalah rumus tiga level kebutuhan manusia: primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok atau utama bagi setiap manusia tanpa terkecuali, kebutuhan ini meliputi tiga hal: sandang atau pakaian yang digunakan untuk menutup aurat manusia, papan atau kebutuhan manusia akan tempat tinggal yang layak, dan pangan atau makanan yang layak dan cukup gizi untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan pemenuhan asupan gizi sesuai dengan kebutuhan personal masing-masing.

Nah di samping itu, hendaknya pelaku bisnis mengetahui strata konsumen menurut tingkat ekonomi. Tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat terbagi menjadi tiga level: level atas, level menengah dan level bawah. Secara definitif tidak ada ketentuan apapun yang membedakan apa yang harus dimiliki orang yang tingkat kesejahteraannya level atas, jika dibandingkan dengan level menengah ataupun dengan level yang di bawahnya. Tidak adanya garis pembeda yang tegas bagi batasan tingkat kesejahteraan ekonomi ini perlu kejelian khusus untuk mengamatinya. Namun begitu, bagi saya mudah saja. Secara simpel –walaupun pendapat saya tidak harus menjadi patokan- tingkat kesejahteraan ekonomi atas adalah sebutan bagi orang-orang yang penghasilannya jauh di atas UMR (upah minimum regional) dan memiliki kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Sedangkan level menengah adalah orang yang penghasilannya sesuai dengan UMR, atau sedikit lebih besar dan masih butuh alokasi dana khusus bagi pemenuhan kebutuhan tersier ataupun sekunder. Sedangkan level ekonomi bawah adalah sebutan bagi orang yang penghasilannya di bawah UMR, dan butuh alokasi dana khusus bagi pemenuhan kebutuhan primer, sekunder, apalagi tersier, dan tidak jarang membutuhkan bantuan pihak lain bagi kesejahteraan hidupnya.

Nah diantara ketiga golongan ekonomi tersebut, yang paling banyak adalah golongan menengah. Inilah yang saya sebut dengan pangsa pasar mayoritas. Untuk golongan ekonomi atas mungkin secara financial dan daya beli sangat kuat, namun saya akan ajukan pertanyaan simpel: untuk para saudagar kaya raya, untuk apa uang mereka gunakan? Tentu saja sesuai dengan kelas mereka bukan? Tak mungkin mereka melirik barang atau jasa yang digunakan oleh khalayak ramai, karena bagi orang-orang berduit, mendapatkan barang ekslusif nan mahal tentu bukan masalah bagi mereka. Oke, jadi saya pikir pilihan terbanyak justru dari golongan menengah adalah target konsumen yang sangat banyak, dan karena kuantitasnya yang melimpah inilah maka kita tidak perlu ambil pusing apa yang akan kita tawarkan kepada mereka.

Dari konsumen kelas menengah ini saya beri bukti lagi bahwa memang kelas ini yang mendominasi perekonomian, coba lihat pada sector bisnis hiburan dan UKM. Dalam bisnis hiburan, justru artis-artis dari kalangan menengah ini yang banyak, karena mereka beranjak dari bawah yang naik level ke level menengah, dan bukan level atas. Yang masih hangat adalah Ayu Ting Ting, sebelumnya ada Jupe, Depe, Kangen Band, Wali Band, ST 12, dan banyak artis lain yang mengawali dari bawah namun hanya berhenti pada level menengah, tak bisa mendobrak papan atas atau selevel dengan Ungu, Uya Kuya, Ahmad Dani dengan manajemen Republik Cintanya, Slank, atau Iwan Fals.

Lalu pada strata kebutuhan manusia, saya pikir bisnis yang paling memungkinkan pada tahun 2012 adalah bisnis yang mengandalkan jasa. Mungkin anda pikir bisnis jasa mudah dan tanpa modal. Bagi saya mungkin saja bisnis jasa nir-modal, namun yang menjadi andalan dalam bisnis jasa adalah pelayanan yang memuaskan konsumen. Sekali konsumen anda puas, insya Allah bisnis anda akan terus menerus berkembang. Namun sebaliknya, jika konsumen merasa dirugikan oleh anda, stigma itu akan terus melekat seperti jejak rekan yang tak mungkin dihapus.

Skup atau cakupan bisnis jasa ini sangat luas, mulai dari yang nir-modal seperti pengurusan jasa surat menyurat dan administrasi, broker barang antik, broker tanah, broker kendaraan bermotor, jasa isi ulang pulsa, jasa transportasi dan pengiriman barang, jasa fotokopi, jasa perbaikan rumah, perbaikan kendaraan bermotor, jasa periklanan dan promosi, jasa konsultan, hingga jasa salon rambut dan perawatan tubuh.

Nah, yang terpenting (“ter” di sini saya maksud adalah superlative, dalam artian yang paling penting) tentunya adalah kejujuran. Bagi anda yang selalu jujur, konsumen pasti akan suka terhadap anda, namun sekali anda membohongi konsumen, maka riwayat bisnis anda tidak akan berumur panjang. Selain itu yang perlu anda miliki adalah modal amanah (menjaga kepercayaan konsumen), istiqamah (selalu kontinyu menjalankan bisnis walaupun sepi konsumen), keahlian agar anda bisa menanjak menjalankan bisnis jasa secara professional, dan modal dana yang cukup untuk memulai bisnis anda.

Oke, jadi selamat mengamati peluang bisnis jasa yang ada di daerah anda, semoga anda sukses di tahun 2012 nanti. Terakhir saya kutipkan perkataan orang bijak:

“ Kegagalan utama dalam bisnis adalah takut untuk memulai”

Gambiran, Desember 2011




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline