Lihat ke Halaman Asli

Organisasi Mahasiswa, Nasibmu Kini

Diperbarui: 21 Februari 2018   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Socrates dalam suatu masa pernah berkata bahwa satu-satunya yang tak mungkin berubah adalah perubahan itu sendiri. Hal itu benar adanya, jika kita lihat di sekitar kita; tak sedikitpun ada yang luput diubah oleh denting-denting waktu.

Lalu kemudian, orang-orang yang menginginkan sebuah keabadian-meski tidak hidupnya-mengabadikan setiap ide, pengalaman, dan kejadian melalui tulisan, gambar, atau video.

Sebagai pemuda, kita tahu betul melalui sejarah yang disampaikan oleh guru-guru di sekolah atau buku-buku pelajaran bahwa sedikit banyak kehidupan pemuda sudah berubah jauh dari masa ke masa.


Dalam risalah kenabian misalnya, kita diceritakan betapa rasulullah kala itu pada usia yang sangat muda sudah menjadi pedagang internasional. Afzalur Rahman bahkan dalam bukunya "Muhammad the Trader" mengungkapkan, dalam usia 17 tahun Rasulullah sudah memimpin ekspedisi dagang internasional. Sebuah perjalanan luar biasa mengarungi 17 negara.


Di indonesia sendiri, ada bung Karno muda yang sempat mendirikan Algeemene Studie Club (ASC) di usia 20an, sebuah organisasi yang menyebabkan ia harus mendekam di balik jeruji besi. Lalu kemudian, secara luar biasa melahirkan pledoi yang mengguncang Hindia Belanda kala itu "Indonesia Menggugat".


Lalu beberapa tahun setelah itu, kita tahu bagaimana peran pemuda menjadi salah satu potongan puzzle vital dalam berbagai gerakan yang terjadi di negeri ini.


Dari mulai prosesi kemerdekaan, lalu kemudian pada masa orde lama dan orde baru lahir begitu banyak organisasi pemuda yang alumninya sekarang menduduki banyak kursi-kursi penting di pemerintahan.
Hingga puncak gerakan pemuda adalah ketika runtuhnya kekuasaan presiden Soeharto setelah memimpin Indonesia dalam kurun waktu 32 tahun.


Namun apa yang terjadi setelah itu malah berbeda. Sebagaimana sesuatu yang memiliki puncak, tahun demi tahun gerakan pemuda mulai menuju menopause.


Banyak faktor yang melatar belakangi hal ini, diantaranya adalah romantisme masa lalu mengenai gerakan pemuda yang diceritakan dari satu orang ke orang lain. Gembira mendengar dongeng tersebut membuat mereka berpuas diri.


Kemudian, banyaknya senior-senior yang lahir dari organisasi pemuda yang kini duduk nyaman di kursi-kursi pemerintahan juga berpengaruh besar terhadap pergerakan organisasi pemuda.


Atas dasar etika pada pendahulu, mereka kemudian 'Melempam' terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh senior-seniornya. Bahkan ada yang sampai membela, meski sudah tahu salah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline