sambil mengitung uang kupegangi pinggangku, dingin sekali arloji menunjukkan pukul 08.47 waktu buraidah ujung jariku juga dingin kupegang tembok terasa dingin ingat kemarin aja derajatnya 7*c ingat tahun lalu krant macet semua menjadi es ingatanku sekarang, apakah seperti tahun tahun sebelumnya menjadi es semua, genangan air dijalan, minyak goreng di dapur pompa air tak bisa menyedot, sudah tiga hari nich, ga mandi mandi, wudhu aja kerjanya....... dan sekarang saya baca di Kompas, nilai tukar rupiah naik yah.... jadi dollar turun...... 9.203,- temanku kemarin baru saja kirim lewat westr union, lagi berapa dollarnya... 9.400 an ji..... teman-teman indo di sini kalau saling panggil dan sapa pakai ji..... gemana ji... khabarnya sudah punya anak berapa ji..... sudah lama ji.... di sini sudah berapa tahun ji..... lancar ji.... kerjaannya kemarin kenapa ga ngaji di jaliat ji...... ternyata semakin dingin...... begitulah panggilan itu mirip sekali ketika di Tegalgubug (pasar tradisional sandang cirebon jabar) semua yang datang di panggil kaji, baik pembeli dan penjual bahkan pencopetpun dibilangin kaji ji... barangnya tertukar, tolong kembalikan saja.... padahal dia copet.. ingatanku kembali, iya...... dingin sekarang ya... الله hangatkanlah tubuhku, kuatkanlah dalam kedinginan musim ini, untuk selalu berjuang di jalanMu. amiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H