Lihat ke Halaman Asli

Peluang, Tantangan, dan Strategi Pengembangan Kelapa Sawit di Indonesia

Diperbarui: 4 April 2017   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Saat ini Indonesia memegang peranan yang cukup besar dalam bisnis CPO dan produk turunannya di dunia. Ke depannya, peluang untuk semakin memperbesar peran juga masih terbuka lebar. Hal ini bias dilihat dari beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :

1. Potensi pengembangan sumber daya lahan yang masih tersedia.

2. Permintaan CPO dan produk turunannya kian meningkat, sejalan dengan semakin meningkatnya pemanfaatannya untuk pangan, oleochemical, dan bahan bakar nabati (BBN).

3.Menguatnya minat investasi yang sekaligus diikuti dengan meningkatnya kemampuan pelayanan dan membaiknya iklim investasi.

4.Telah semakin berkembangnya pengalaman keberhasilan pembangunan perkebunan kelapa sawit.

5.Semakin tersedianya benih unggul yang bermutu.

Di balik peluang yang cukup menggiurkan, ternyata muncul beberapa tantangan yang menjadi kendala dalam pengembangan kelapa sawit di Indonesia, antara lain sebagai berikut :

1.Tingginya PPN dan retribusi serta hambatan tariff dan nontarif.

2.Kurangnya sarana infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, sarana komunikasi, dan transportasi.

3.Tuntutan diterapkannya Good Agricultural Practice (GAP).

4.Pembentukan kelembagaan usaha, misalnya gabungan produsen kelapa sawit.

5.Kampanye negative yang berkaitan dengan issu global, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Berangkat dari peluang dan tantangan tersebut, beberapa strategi yang sedang diterapkan oleh pemerintah sebagai berikut :

1 Kelanjutan dan percepatan pengembangannya akan terus didorong untuk menjadi bagian internal dari pembangunan ekonomi nasional, pembangunan daerah, serta pembangunan berkelanjutan.

2.Fasilitas dan advokasi agar pembangunan perkebunan rakyat kelapa sawit daapt tetap berlanjut, baik untuk peremajaan maupun untuk perluasan. Di samping itu juga memberikan perhatian bagi penduduk local dengan penyediaan dukungan kredit lunak dan petugas pendamping.

3.Fasilitasi bimbingan, pelayanan, dan pengawasan penerapan GAP.

4.Kerja sama menghadapi kampanye negative.



Pahala Sarumpaet

Teknologi Industri Pertanian

Universitas Bengkulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline