Lihat ke Halaman Asli

Eko Sudaryanto

Awam yang beropini

Perilaku Korup Pejabat Tercermin Pada Gaya Hidup "Orang Dekatnya"?

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEMARANG, E. SUDARYANTO | Berbagai upaya tentu dilakukan para pejabat korup untuk menyembunyikan atau "mencuci" uang hasil tindak kriminal yang dilakukannya.

Mulai dari "mencuci uang" melalui orang dekat, keluarga dekat atau orang yang mempunyai hubungan kekerabatan dengannya. Hingga meminta bantuan orang lain di luar lingkar orang dekat dan keluarga dekat, yang menurutnya dapat dipercaya untuk "mengelola" uang dan harta hasil jarahannya. Tentu saja dengan imbalan yang sangat menggiurkan!

Cara pertama, seperti yang diduga dilakukan oleh Irjen Djoko Susilo, mungkin relatif lebih aman dan lebih mudah dikendalikan. Namun celakanya jika ketahuan korupsinya, aparat penegak hukum akan lebih mudah melacak dan menyita uang dan harta benda hasil kejahatannya.

Sementara cara kedua tentu akan lebih sulit dilacak oleh aparat penegak hukum. Apalagi jika relasi dan keakraban antara pejabat korup dengan orang yang dipercaya untuk membantu dan mengelola hasil tindak kriminalnya, dilakukan secara rahasia dan tidak terpantau oleh umum!

Namun sayangnya, cara kedua ini lebih mudah menuai masalah yang terkait dengan keamanan dan penguasaan harta yang dititipkan kepada pihak lain. Baik karena kemungkinan munculnya sikap serakah dan khianat dari orang yang dipercaya itu, akibat merasa dalam.posisi di atas angin, karena menyimpan belang sang koruptor. Maupun kemungkinan adanya perselisihan diantara kedua belah pihak, yang mungkin akan berujung pada nyanyian sumbang "sang mitra", tentang perilaku korup sang pejabat!

Terlepas dari cara mana yang dia pilih, asal melibatkan pihak lain, perilaku korup dari sang pejabat, mungkin akan tercium dari kekayaan dan gaya hidup "orang dekatnya".

Oleh karena itu tidak perlu merasa heran jika kebetulan kita menemukan sopir seorang pejabat, yang memiliki kekayaan melampaui kekayaan seorang Lurah atau bahkan Camat sekalipun! **ES-030713**




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline