Lihat ke Halaman Asli

Eko Sudaryanto

Awam yang beropini

Halaman Awal Buku Anas Seharusnya Fokus Pada Mega Sinetron Hambalang!

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SEMARANG, E. SUDARYANTO | Lembar demi lembar halaman awal buku yang akan ditulis Anas Urbaningrum, pasca ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dan "lepas jaket" Ketua Umum Partai Demokrat, seharusnya tetap dalam konteks kasus korupsi proyek Hambalang.


Karena di luar konteks kasus tersebut di atas, buku yang akan (atau sudah mulai) Anas tulis, hanya akan dianggap sebagai "curhat Anas", yang merefleksikan rasa sakit hati atas "perlakuan buruk" beberapa elite Partai Demokrat, dan/atau sebagai pengalihan issue agar publik tidak fokus pada kasus hukum yang sedang menjeratnya.


Ketika bermaksud "blak-blakan" soal konggres Partai Demokrat di Bandung, Mei 2010 misalnya, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu tidak cukup hanya mengungkap fakta, bahwa dirinya bukan sosok yang difavoritkan sebagai calon ketua umum, dan pernah disarankan SBY untuk mundur dari pencalonan dengan kompensasi jabatan Sekjen. Tidak cukup pula hanya mengungkap kegundahannya karena dirinya hanya dianggap sebagai "bayi yang tidak diharapkan kelahirannya"


Mantan Ketua Umum PB HMI itu juga harus berani terbuka soal dugaan adanya "aliran dana haram" ke konggres di Bandung untuk mensukseskan pencalonan dirinya sebagai ketua umum partai. Selama ini piblik baru mendengar cerita versi Nazaruddin dan Yulianis. Nah, sekarang publik sangat ingin mendengar kisahnya versi Anas. Apakah dia dan tim suksesnya pada waktu itu tahu atau tidak tahu tentang aliran dana tersebut.


Juga tentang nyanyian Nazaruddin terkait dugaan politik uang yang dilakukan Anas dan/atau tim suksesnya, pada acara pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat kala itu. Isue yang sempat menjadi sorotan publik, pasca pengakuan Diana Maringka , Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Minahasa Tenggara, yang mengaku menerima sebuah BB, uang 7000 US Dollar dan 30 juta rupiah, dari tim sukses Anas.


Terakhir, karena Anas sendiri telah mengawali pada saat wawancara RCTI pada hari rabu 27/02/2013, tentang pertemuan antara Amir Syamsuddin dan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, yang juga dihadirinya sebagai pendengar, terkait kasus Hambalang. Menurut Anas, saat itu Amir meminta keterangan Nazaruddin mengenai aliran dana Hambalang, yang konon mengalir ke beberapa orang, termasuk Ibas Yudhoyono.


Pada saat itu, Anas berkelit bahwa yang paling pantas menceritakan itu adalah Amir Syamsuddin. Seperti yang kita ketahui, Amir telah membantah keras, bahwa dalam pertemuan itu dibahas soal aliran dana Hambalang. Nah, kini sudah tiba saatnya Anas, sebagai "pemeran cadangan", menceritakan secara blak-blakan menurut versinya, dan jangan sungkan untuk menyebut nama!


Semua sekarang kembali ke Anas, apakah halaman demi demi halaman berguna untuk membantu KPK untuk mengungkap kasus dugaan korupsi proyek Hambalang, atau hanya sekedar "curhatan anak yang tidak diinginkan" dan pengalih issue! **ES-010313**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline