Lihat ke Halaman Asli

Eko Sudaryanto

Awam yang beropini

Penuhi Panggilan KPK Naik Ambulans, Apa yang Ingin Ditunjukkan Hartati Murdaya?

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1347439892390698374

[caption id="attachment_198621" align="aligncenter" width="565" caption="Hartati Murdaya di Depan Mobil Ambulans Yang Membawanya Ke Gedung KPK Dari RS Medistra ( Photo : Tribunnews.com )"][/caption] Setelah mangkir pada panggilan pertama pada hari jumat tanggal 7 September 2012, dengan alasan sakit "kejang-kejang", hari ini Hartati Murdaya, memenuhi panggilan penyidik KPK. Beliau diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan suap kepada Bupati Buol Amran Batalipu, guna memperlancar penerbitan hak guna usaha (HGU) perkebunan di Buol, Sulawesi Tengah. Hal yang sangat menarik terkait kedatangan mantan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu adalah, beliu datang bersama seorang perawat yang mendorong kursi rodanya dan menumpang sebuah ambulans dari RS Medistra Jakarta. Kita tidak tahu pasti apakah kedatangan beliau lengkap dengan perawat, obat-obatan dan ambulans ini mutlak sebuah kebutuhan, atau sekedar akal-akalan tim pengacaranya untuk menunjukkan kepada publik, bahwa kliennya sedang sakit parah! Karena ada cara yang lebih "elegant" untuk membuktikan kepada Penyidik KPK, bahwa kliennya sedang sakit parah dan tidak layak untuk menjalani pemeriksaan. Bukankah pada panggilan pertama tim pengacara dapat menunjukkan hasil diagnosa dan rekomendasi dokter dan rumah sakit yang menanganinya, untuk menjadwal ulang waktu pemeriksaan? Jika diagnosa dokter menunjukkan bahwa pemilik PT. Hardaya Inti Platation itu benar-benar sakit parah dan butuh perawatan rumah sakit, saya yakin para Penyidik dan Pimpinan KPK tidak akan memaksakan diri untuk mrmeriksanya. Bukankah kondisi kesehatan terperiksa selalu yang pertama kali ditanyakan Penyidik kepada terperiksa? Semoga apa yang dilihat publik terkait kedatangan Sri Hartati Murdaya di gedung KPK adalah kondisi riel dari yang bersangkutan. Bukan akal-akalan beliu dan tim pengacaranya untuk mengulur-ngulur waktu pemeriksaan. Apalagi jika hanya sekedar untuk menarik simpati publik. Percayalah, ini tak akan berhasil. Alih-alih mendapatkan simpati, cemoohan publik yang akan beliau dapatkan!! (E. SUDARYANTO, KOMPASIANA -12092012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline