Lihat ke Halaman Asli

Eko Sudaryanto

Awam yang beropini

Mengapa Angelina Sondakh Menangis?

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13469820071707087921

[caption id="attachment_197644" align="aligncenter" width="460" caption="Angie Menangis Usai Sidang (foto detik.com)"][/caption] Wajar dan sangat manusiawi jika Angelina Sondakh tak kuasa menahan emosi dan menangis saat berjalan keluar ruang sidang menuju ruang tunggu. Bahkan di waktu lampau, seorang Komjen Susno Duadji sekalipun sempat menitikkan air mata di tengah-tengah rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR. Jadi pernyataan Teuku Nasrullah (kuasa hukum Angie), bahwa kliennya menangis karena diserbu dan diberondong pertanyaan oleh wartawan, terkesan sangat menggelikan dan mengada-ada. Dulu Angie masih bisa menebar senyum saat dihadapkan di depan Pengadilan Tipikor sebagai saksi untuk Nazaruddin. Akan tetapi suasana dan tekanan emosi yang dirasakan mantan Wakil Sekjen PD pada sidang perdana hari kamis tanggal 7 September 2012 kemarin, tentu sangat berbeda. Karena sekarang dialah terdawa yang diadili dan terancam hukuman 20 tahun penjara. Hari-hari penuh tekanan selama menjalani rangkain sidang dan bayangan detik demi detik kehidupan sunyi di rumah tahanan yang harus dijalaninya kelak jika dinyatakan bersalah, mungkin telah meruntuhkan tembok ketegaran ibu dari tiga anak ini. Apakah semua yang telah dan akan dialami Angie seperti tersebut di atas akan membuat terdakwa perkara dugaan suap di Kemenpora dan Kemendikbud lebih terbuka dan jujur di depan Hakim Pengadilan Tipikor, sehingga terungkap semua orang yang terlibat dan turut menikmati milyaran rupiah uang negara? Terlalu banyak yang harus dikorbankan Angie jika dia sendiri yang harus dan/atau akan menanggung derita, sementara patut diduga lebih banyak lagi orang yang terlibat dan turut menikmati uang suap itu, yang selama ini belum tersentuh hukum karena ketidak jujurannya! Mantan Putri Indonesia itu harus ingat, bahwa bukan kehidupan dan masa depan dia sendiri yang dipertaruhkan serta dikorbankan. Tetapi juga kehidupan dan masa depan ketiga anaknya, yang telah dan akan kehilangan waktu kebersamaan serta kasih sayang bundanya, yang takkan tergantikan oleh apapun dan oleh siapapun! Mungkinkah hal tersebut di atas, yang meluruhkan ketegaran Angie dan membuatnya tak kuasa membendung tetes air matanya? (E. SUDARYANTO, KOMPASIANA - 07092012)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline