Kabar terakhir tentang kecelakaan tragis dan evakuasi korban jatuhnya Sukhoi Superjet di gunung Salak, sudah pasti sangat ditunggu-tunggu keluarga korban, dan masyarakat yang aktif mengikuti perkembangannya melalui media.
Namun satu hal yang sangat tidak saya suka dari pemberitaan tentang tragedi kecelakaan tragis seperti tersebut di atas, atau tragedi bencana yang lain, adalah eksploitasi terhadap reaksi keluarga korban sebelum dan sesaat setelah mendapat informasi, bahwa anggota keluarganya dinyatakan atau patut diduga telah meninggal dunia.
Menurut saya, ekspose wajah-wajah sedih dan histeria keluarga korban, yang terutama sering dilakukan oleh media televisi, sangat tidak pantas dan tidak pada tempatnya. Bahkan dapat dianggap sebagai bentuk perbuatan tidak menyenangkan. apalagi jika hanya bertujuan untuk menaikkan rating program acara.
Bagi saya, mungkin juga Anda, tayangan berita semacam itu sangat tidak berguna. Karena tanpa diberitahu dan diperlihatkan, saya sudah sangat paham betapa pedih hati mereka yang ditinggalkan orang-orang tercinta dengan cara yang sangat tragis!
Namun sayangnya tayangan berita semacam itu sudah menjadi kebiasaan buruk banyak media, terutama televisi. Dan belum nampak adanya upaya serius dari pihak pengawas atau regulator serta organisasi etik profesi terkait, untuk memotong kebiasaan buruk tersebut.
Atau mereka tidak pernah menganggap penting persoalan semacam itu? * E. Sudaryanto - 12052012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H