Lihat ke Halaman Asli

Eko Sudaryanto

Awam yang beropini

Jangan Terlalu Banyak Mengumbar Senyum, Angie!

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13360489261461205701

[caption id="attachment_175181" align="aligncenter" width="565" caption="Angie masih bisa mengumbar senyum manisnya - dok. Tribunnews.com"][/caption] Hari ini Angelina Sondakh menjalani pemeriksaan pertama sejak ditahan KPK. Meskipun sempat diberitakan mengalami stress dan sakit, penampilan "sang putri" tetap OK! Berpakaian modis dan selalu menebar senyum kepada wartawan yang mengabadikan moment tersebut. Tentu saja pemandangan ini cukup menyegarkan mata laki-laki yang masih memuja kecantikan mantan Putri Indonesia itu (kalau ada). Namun di mata mereka yang sudah atau mulai gerah dengan dugaan keterlibatannya dalam kasus yang kini sedang didalami KPK, senyum semanis madu Angie terasa menyebalkan dan akan dipersepsi lain. Senyuman itu seolah-olah mencerminkan perasaan Angie yang menganggap semua kasus yang kini sedang menjeratnya bukan apa-apa. Atau itu hanya kamuflase dari kegundahan hatinya, karena merasa dirinya sedang berjalan melalui lorong gelap menuju ke kehidupan yang tidak nyaman dan menyiksa di penjara KPK dalam waktu yang cukup lama, jika Pengadilan Tipikor dapat membuktikan kesalahannya? Melompat ke peristiwa masa lalu, saya jadi ingat ekspresi wajah dan tubuh Nazaruddin saat ditangkap polisi di Kolombia dan dipertontonkan kepada publik, dengan tangan diborgol dan dipapah dua orang polisi berseragam. Penampilan perlente dan berkelas dari tersangka kasus suap Wisma Atlet itu mendadak sirna, dan benar-benar nampak seperti penjahat kelas teri yang ditangkap polisi. Kembali kepada "sang Putri", mengiang pertanyaan Di benak saya : "Apakah Angie masih bisa mengumbar senyum manisnya seandainya dia digiring ke KPK dengan tangan terborgol dan seragam khusus rumah tahanan?" Sebuah prosedur baku perlakuan terhadap para koruptor yang pernah diwacanakan, tetapi tak pernah terealisasi! *E. Sudaryanto 03052012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline