Lihat ke Halaman Asli

Eko Sudaryanto

Awam yang beropini

TB Silalahi, Jangan Lemahkan Nyali Diana Maringka!!!

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13298303631279150981

[caption id="attachment_162560" align="aligncenter" width="400" caption="TB Silalahi - foto kompas.com"][/caption]

Terlepas dari latar belakang dan motif "teriakan" Diana Maringka tentang dugaan politik uang yang dilakukan (tim sukses) Anas Urbaningrum, Komisi Pengawas Partai Demokrat seharusnya lebih fokus pada upaya untuk menyelidiki kebenaran "teriakan" mantan Ketua DPC PD Minahasa Tenggara itu.

Komisi Pengawas sebaiknya berprasangka baik dulu terhadap tujuan Diana mengungkap issue tentang politik uang dalam KONGGRES PD tahun 2010 silam kepada media, meskipun hal tersebut dianggap telah menyalahi prosedur atau peraturan partai.

Komisi Pengawas seharusnya mengapresiasi positif keberanian Diana mengungkap issue yang sangat sensitif ini kepada publik , karena diduga melibatkan Ketua Umum Partai Demokrat. Sebuah keputusan penuh resiko, yang mungkin akan memyebabkan dia dikucilkan dan dibenci rekan separtai. Jangan malah ikut-ikutan menghujat dan menyudutkannya.

Lebih tidak patut lagi jika komentar sinis dan cenderung menyudutkan ini, keluar dari mulut Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat, TB Silalahi. Seperti yang tersirat dalam kutipan berikut ini : "..... kalau Anda mencintai partai dan kalau Anda benar-benar punya bukti, kenapa harus teriak-teriak di media, datang saja ke komisi pengawas." (kompas.com 21/2/2012)

Sebagai Ketua Komisi Pengawas yang ingin atau berkewajiban untuk mengungkap kebenaran issue miring seperti tersebut di atas, TB Silalahi seharusnya mendorong Diana Maringka untuk jujur dan berani mengungkap lebih jauh tentang issue bagi-bagi uang 100 juta rupiah dan sebuah BB, dari (tim sukses) Anas Urbaningrum dalam Pemilihan Ketua Umum PD pada Konggres tahun 2010 di Bandung.

Sikap penuh empati dari TB Silalahi dan elite Partai Demokrat yang lain terhadap Diana Maringka, dan beberapa kader Demokrat lain yang telah mengungkapkan hal yang sama, mungkin akan mendorong para kader lain yang dulu juga menerima "saweran" dari (tim sukses) Anas, untuk berani melapor langsung kepada Komisi Pengawas.

Hal yang justru akan mempercepat upaya pengungkapan dugaan "money politic" pada saat acara Pemilihan Ketua Umum PD pada Konggres tahun 2010, seperti yang telah berulangkali "dinyanyikan" oleh mantan Bendahara Umum PD M Nazaruddin, yang konon sumber dananya berasal dari uang suap proyek-proyek APBN.

Bagi Demokrat, issue politik uang yang menerpa Anas Urbaningrum, merupakan masalah yang sangat kritis. Apalagi jika dikaitkan dengan asal-usul uang yang digunakan. Sebuah masalah pelik yang bukan hanya akan menghambat langkah dan karier politik Anas Urbaningrum pribadi, tetapi juga akan membebani langkah partai pemenang PEMILU LEGESLATIF tahun 2009, untuk berlaga dan kembali menunjukkan superioritasnya pada PEMILU LEGESLATIF tahun 2014.

Celakanya, sampai detik ini publik masih lebih percaya pada kata-kata Nazaruddin, yang mampu merinci tentang besaran dan asal-usul uang yang dibagi-bagikan (tim sukses) Anas Urbaningrum kepada peserta Konggres, daripada sanggahan-sanggahan yang dilontarkan Anas Urbaningrum dan para elite Partai Demokrat.

Sementara itu, waktu terus berjalan dan terus mengikis habis waktu yang tersedia bagi Partai Demokrat untuk meng-"clear"-kan issue atau kasus tersebut di atas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline